Ilmu

Dalam rangka merebut kembali Irian Barat, Presiden Soekarno yang dirinya mengatasnamakan “Penyambung Lidah Rakyat” telah menyerupakan komando rakyatnya yang dikenal dengan sebutan…

×

Dalam rangka merebut kembali Irian Barat, Presiden Soekarno yang dirinya mengatasnamakan “Penyambung Lidah Rakyat” telah menyerupakan komando rakyatnya yang dikenal dengan sebutan…

Sebarkan artikel ini

Indonesia adalah negara yang dikaruniai beragam suku dan budaya yang tersebar di ribuan pulau yang membentuk kepulauan Nusantara. Salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia adalah upaya untuk menyatukan seluruh wilayah yang merupakan bagian dari Indonesia. Salah satu wilayah yang sempat terpisah adalah Irian Barat (sekarang Papua). Presiden Soekarno yang dikenal sebagai penyambung lidah rakyat, telah mengambil peran penting dalam merebut kembali wilayah Irian Barat dari penjajahan Belanda. Sebuah komando rakyat yang dikenal dengan sebutan “Trikora” dipersiapkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Latar Belakang

Pada 18 Desember 1949, Belanda mengakui kemerdekaan Republik Indonesia Serikat (RIS), sebuah entitas federasi yang mencakup beberapa negara bagian yang sebelumnya berada di bawah administrasi kolonial Belanda. Walaupun demikian, Belanda tetap mengecualikan Irian Barat dari pengakuan tersebut.

Trikora

Sebagai upaya untuk merebut kembali Irian Barat, Presiden Soekarno merumuskan Tri Komando Rakyat atau Trikora pada 19 Desember 1961. Trikora yang memiliki tiga perintah utama, dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Gagalkan pembentukan Negara Papua yang dimaksudkan oleh kolonialisme Belanda.
  2. Kibarkan Sang Merah Putih (bendera Indonesia) di Irian Barat.
  3. Siapkanlah diri untuk ikut bergerilya secara total dalam menghadapi penjajah.

Gerakan Trikora melibatkan berbagai elemen bangsa Indonesia, termasuk militer, pemuda, dan masyarakat sipil yang secara aktif berjuang untuk mendukung usaha dalam merebut kembali Irian Barat.

Diplomasi dan Perundingan

Selain kegiatan militer, Indonesia juga menggunakan pendekatan diplomasi untuk mencapai tujuan tersebut. Jalur diplomasi ini melibatkan beberapa negara non-blok dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika atau dikenal dengan Konferensi Bandung pada tahun 1955. Selama konferensi tersebut, Soekarno berhasil membangun kesepakatan dengan para pemimpin negara-negara non-blok tentang pentingnya menyatukan seluruh wilayah Indonesia, termasuk Irian Barat.

Pengambilalihan Irian Barat

Dalam perjalanan waktu, situasi politik dan tekanan internasional menyebabkan Belanda menyetujui pemindahan administrasi Irian Barat kepada Pemerintah Indonesia melalui proses yang diperantara oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada tanggal 1 Mei 1963, Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia sebagai bagian dari kesepakatan “New York Agreement” yang telah disepakati sebelumnya.

Kesimpulan

Dalam rangka merebut kembali Irian Barat, Presiden Soekarno yang dirinya mengatasnamakan “Penyambung Lidah Rakyat” telah menyerupakan komando rakyatnya yang dikenal dengan sebutan Trikora. Melalui serangkaian perjuangan militer, diplomasi internasional dan dukungan masyarakat, akhirnya Irian Barat dapat kembali menjadi bagian dari kesatuan Republik Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *