Cerpen, yang merupakan kependekan dari cerita pendek, adalah sebuah genre dalam sastra yang memiliki panjang yang jauh lebih pendek dibandingkan dengan novel atau novella. Meski demikian, cerpen tetap menawarkan kisah yang lengkap dengan berbagai komponen penting seperti karakter, latar, alur, dan tema. Namun, terdapat satu elemen dalam struktur cerpen yang memiliki sifat opsional, yakni penokohan.
Penokohan sebagai Elemen Opsional dalam Cerpen
Penokohan adalah pengenalan dan pengembangan karakter yang ada dalam cerita. Dalam sebuah novel atau novella, penokohan biasanya dinilai sebagai elemen penting yang membantu pembaca untuk memahami karakter lebih dalam, motivasi mereka, dan bagaimana mereka bereaksi terhadap situasi tertentu.
Dalam cerpen, penokohan tetap menjadi bagian penting dalam karya literary, tetapi posisinya cukup bisa digantikan atau direduksi. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan panjang cerpen itu sendiri. Para penulis cerpen seringkali harus bersiasat agar bisa menceritakan sebuah kisah yang lengkap dalam jumlah kata yang sangat terbatas. Dalam hal ini, satu hal yang bisa dikurangi atau bahkan ditiadakan adalah penokohan.
Contoh Penokohan dalam Cerpen
Misalkan, cerpen berfokus pada suatu ide atau konsep tertentu dan bukan pada karakternya. Dalam hal ini, bisa saja karakter-karakter tersebut hanyalah simbol atau metafora dari ide yang ingin disampaikan penulis. Oleh karena itu, penulis mungkin tidak akan memfokuskan penulisannya pada penokohan, tetapi lebih pada ide atau pesan yang ingin mereka sampaikan.
Sebagai contoh, ambil cerpen berjudul “The Lottery” karya Shirley Jackson. Cerpen ini berfokus pada ritual tahunan di sebuah desa kecil, dan bukan pada karakter-karakter yang ada. Dalam cerpen ini, Jackson hampir tidak memberikan deskripsi atau latar belakang dari karakter-karakter nya, namun ia berhasil memberikan pemahaman kepada pembaca tentang adat istiadat mengerikan yang ada di desa tersebut.
Kesimpulan
Meskipun penokohan penting dalam bercerita dan dapat memberikan dimensi lebih dalam terhadap kisah yang diceritakan, namun dalam cerpen, penokohan bersifat opsional dan bisa dilewatkan atau direduksi. Dalam cerpen, fokus cerita lebih kepada jalannya kisah atau ide cerita daripada penokohan. Ini merupakan keunikan dalam struktur cerpen dibandingkan dengan struktur naratif lainnya seperti novel atau novella.