Sejarah bukan hanya tentang belajar dan mengingat urutan kronologis peristiwa masa lalu. Lebih dari itu, sejarah adalah bentuk seni yang memungkinkan kita untuk mengapresiasi dan menimbang kembali keindahan dari aspek kehidupan yang lebih luas. Jadi, dalam konteks ini, bagaimana sejarah bisa menumbuhkan rasa keindahan?
Sejarah sebagai Seni Narasi
Sejarah, sama seperti sastra atau film, adalah seni narasi. Historiografi, atau cara penulisan sejarah, melibatkan penataan peristiwa-peristiwa dalam bentuk cerita yang kohesif dan menarik. Ini membutuhkan bakat dan kreativitas seorang penulis, mirip dengan menghasilkan sebuah karya seni. Selain itu, historiografi juga membantu menciptakan gambaran visual dalam pikiran kita tentang peristiwa yang terjadi, semacam lukisan imajinatif yang mampu membangkitkan rasa indah dan rasa hormat kita terhadap masa lalu.
Apresiasi terhadap Seni dan Budaya
Belajar sejarah juga berarti belajar tentang seni dan budaya yang hidup dan berkembang pada masa lalu. Kita tidak hanya belajar tentang bagaimana masyarakat dibentuk, tetapi juga tentang bagaimana seni dan budaya mereka mencerminkan dan mempengaruhi pola pikir dan nilai-nilai mereka. Sejarah memperlihatkan kita keindahan arsitektur kuno, seni pahat, lukisan, musik, dan banyak bentuk ekspresi lainnya. Dengan mengeksplorasi warisan kultural ini, rasa keindahan dan penghargaan kita terhadap seni akan semakin meningkat.
Menghargai Proses dan Perubahan
Sejarah membantu kita mengakui dan menghargai proses serta perubahan yang terjadi. Bayangkan seorang pakar jam yang mempelajari mekanisme jam hingga detail terkecil, atau seorang sommelier yang mendalami proses pembuatan dan penuaan anggur. Dalam hal yang sama, belajar sejarah membuat kita mampu melihat bagaimana peradaban dan ide-ide berkembang dan berubah sepanjang waktu. Keindahan ini sering kali terlewatkan dalam kehidupan sehari-hari yang sibuk.
Empati dan Penghormatan Masa Lalu
Melalui sejarah, kita belajar untuk merasakan dan memahami pengalaman orang lain—termasuk mereka yang telah tiada atau hidup di masa yang begitu berbeda dari milik kita. Ini adalah sebuah bentuk empati, yang sangat berkaitan dengan rasa keindahan. Empati membuat kita mampu menghargai dan menghormati perjuangan dan pencapaian umat manusia, dan melalui proses tersebut, kita menumbuhkan rasa keindahan dalam konteks manusia yang lebih luas.
Jadi, berdasarkan semua argumen ini, kita bisa melihat bahwa belajar sejarah memang bisa menumbuhkan rasa keindahan. Sejarah adalah pintu bagi kita untuk menapak kembali jejak masa lalu, merasakan keindahan dari berbagai ekspresi kehidupan, dan menghormati perjalanan umat manusia dalam menciptakan dunia seperti yang kita lihat sekarang. Sebagai penutup, mungkin kita bisa mengatakan bahwa “sejarah adalah seni kuadrat: seni yang menceritakan tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk seni itu sendiri”.