Dalam seni beladiri pesilat, sikap terhadap lawan merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Sebuah pertarungan dalam seni beladiri bukan hanya mengukur kekuatan fisik dan teknik yang dikuasai, tetapi juga sikap mental dan emotional yang dipunyai seorang pesilat dalam bertarung. Ada beberapa sikap yang diketahui sebagai pendirian utama seorang pesilat dalam menjalani pertarungan, namun ada pula sikap-sikap yang sebenarnya tidak seharusnya dimiliki pesilat dalam menghadapi lawannya.
Pada umumnya, seorang pesilat harus memiliki sikap hormat dan penghargaan kepada lawannya, memiliki ketahanan dan keberanian, dan mampu mengendalikan emosi serta mempertahankan konsentrasi tinggi selama pertandingan berlangsung. Bersikap adil dan menghargai keputusan wasit juga termasuk dalam prinsip-prinsip dasar dalam pertandingan pesilat. Sikap-sikap tersebut mencerminkan kode etik beladiri dan penting untuk menjadikan seni beladiri sebagai alat pembentukan karakter.
Namun, di antara sikap-sikap tersebut, ada satu sikap yang sebenarnya tidak termasuk ke dalam sikap seorang pesilat saat menghadapi lawannya. Pendekatan yang terlalu agresif dan berniat untuk melukai lawan bukanlah sesuatu yang diajarkan dalam bela diri. Pesilat diajarkan untuk menghormati dan merespektasi lawan, serta mampu mengendalikan diri walaupun berada di dalam situasi yang paling menantang sekalipun. Sikap yang berupaya merusak atau melukai lawan bukan saja bertentangan dengan prinsip bela diri, tetapi juga menghubungkan pesilat dengan sifat kekerasan dan agresifitas yang tidak dihargai dalam bela diri atau dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang pesilat harus memiliki kemampuan untuk membedakan antara berjuang dan bertarung. Keduanya adalah konsep yang berbeda. Seseorang yang berjuang bertempur dengan tujuan dan alasan yang jelas sedangkan seseorang yang bertarung hanya melakukannya karena emosi dan amarah. Berjuang berarti berkomitmen untuk mencapai tujuan tertentu dan memberikan yang terbaik untuk itu, namun tetap memegang teguh prinsip dan etika.
Seiring dengan perkembangan beladiri, kesadaran tentang sikap ini menjadi semakin penting. Pesilat harus menginternalisasi prinsip-prinsip ini dan memerankan mereka di dalam dan di luar area pertandingan, karena ini adalah jantung dari bela diri itu sendiri.