Di dalam kajian geografi, pemukiman merupakan salah satu objek yang sangat penting untuk dipelajari. Pola pemukiman dalam geografi berkaitan dengan cara manusia mendiami suatu ruang dan interaksi yang terjadi dalam ruang tersebut. Salah satu elemen penting dalam pola pemukiman adalah bentuk dan konfigurasi ruang fisik yang disebut dengan konsep geografi.
Konsep geografi merupakan landasan dasar dalam menjelaskan fenomena alam dan sosial yang terjadi di muka bumi. Salah satu konsep geografi yang dapat menjelaskan fenomena perbedaan pola pemukiman, antara di daerah dataran rendah dan di daerah aliran sungai adalah konsep “proses geomorfologis” dan “aksesibilitas”.
Pertama, di daerah dataran rendah, kondisi topografi yang relatif datar dan luas memungkinkan aktivitas manusia berkembang dengan baik. Kondisi tersebut juga mudah ditembus oleh infrastruktur, sehingga aksesibilitas menjadi lebih terjamin. Akibatnya, di daerah ini, pemukiman manusia cenderung menyebar dan tersebar merata. Pemukiman menyebar ini biasanya terdapat di daerah pertanian dan peternakan. Keuntungan dari pemukiman menyebar adalah mengurangi kepadatan penduduk dan menghindari adanya kelebihan beban di satu titik (fokus).
Kedua, di daerah aliran sungai atau disebut juga lembah sungai, pemukiman cenderung membentuk pola memanjang seiring dengan jalur aliran sungainya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah ketersediaan air, kondisi tanah yang subur, dan topografi yang memudahkan akses. Sungai, sejak dulu, sudah menjadi salah satu sumber kehidupan bagi masyarakat, seperti sumber air, sumber makanan, dan sarana transportasi. Oleh karena itu, keberadaan pemukiman di sekitar aliran sungai menjadi praktis dan ekonomis.
Konsep proses geomorfologis juga mempengaruhi pola pemukiman di daerah aliran sungai dan dataran rendah. Proses geomorfologis merupakan perubahan bentuk permukaan bumi akibat interaksi antara proses endogen (dari dalam bumi) dan eksogen (dari luar bumi). Pada daerah dataran rendah, proses pengendapan sungai dan aktivitas angin membentuk dataran yang relatif datar, sehingga pola pemukiman menyebar lebih mudah terbentuk. Sementara itu, pada daerah aliran sungai, aktivitas proses geomorfologis seperti pengikisan dan pengendapan membuat tingkat kesuburan tanah meningkat serta kondisi topografi yang relatif mudah diakses.
Jadi, jawabannya apa? Perbedaan bentuk pemukiman di daerah dataran rendah dan di daerah aliran sungai berkaitan dengan konsep geografi, yaitu konsep proses geomorfologis dan aksesibilitas. Kondisi topografi, kesuburan tanah, dan aksesibilitas menentukan pola pemukiman yang terbentuk di masing-masing area. Dengan memahami konsep geografi, kita akan lebih mudah memahami fenomena alam dan sosial yang terjadi di muka bumi.