Ilmu

Di Suatu Ekosistem Perairan Terdapat Zooplankton, Ikan Kecil, Ikan Besar, dan Fitoplankton, Maka DDT Akan Terakumulasi Pada?

×

Di Suatu Ekosistem Perairan Terdapat Zooplankton, Ikan Kecil, Ikan Besar, dan Fitoplankton, Maka DDT Akan Terakumulasi Pada?

Sebarkan artikel ini

DDT atau Dicloro-Difenil-Tricloroetano adalah zat yang digunakan sebagai pestisida untuk mengendalikan serangga pengganggu dalam pertanian dan juga untuk memusnahkan serangga vektor penyakit. Meskipun DDT efektif dalam memberantas nyamuk penyebab malaria dan serangga lainnya, penggunaan DDT memiliki dampak berbahaya bagi lingkungan, terutama ekosistem perairan.

Bioakumulasi Dan Biomagnifikasi

Peningkatan konsentrasi zat berbahaya seperti DDT dalam rantai makanan perairan disebut bioakumulasi dan biomagnifikasi.

  • Bioakumulasi adalah proses penyerapan dan akumulasi bahan kimia beracun oleh organisme dari lingkungan mereka.
  • Biomagnifikasi, di sisi lain, adalah peningkatan konsentrasi bahan kimia toksik dalam tubuh organisme sepanjang rantai makanan.

Dalam kasus DDT, setelah zat ini masuk ke dalam ekosistem perairan, ia diserap oleh fitoplankton, bibit paling bawah rantai makanan perairan. Dari fitoplankton, DDT bergerak melalui rantai makanan, mengumpulkan dalam ikan yang memakan fitoplankton tersebut (zooplankton dan ikan kecil), dan akhirnya ke ikan besar yang memakan ikan kecil dan zooplankton.

DDT Akan Terakumulasi Pada Ikan Besar

Dari rantai makanan ini, ikan besar menjadi titik akhir akumulasi zat DDT. Saat ikan makan ikan lainnya, DDT yang ada dalam tubuh mangsanya makin terakumulasi dalam tubuh ikan besar tersebut. Proses ini berlanjut sepanjang hidup ikan dan karena DDT sulit terurai dalam tubuh, akumulasi DDT ini makin banyak seiring bertambahnya usia ikan. Dengan demikian, ikan besar menjadi organisme paling terpengaruh DDT dalam rantai makanan ekosistem perairan.

Implikasi Dari Akumulasi DDT

Konsentrasi tinggi DDT dalam ikan besar dapat memiliki efek negatif serius pada kesehatan hewan tersebut, termasuk masalah reproduksi dan kekebalan tubuh. Selain itu, ikan yang terkontaminasi DDT bisa mempengaruhi manusia dan hewan lainnya yang mengonsumsi ikan tersebut, menjadi alasan lain kenapa penggunaan DDT harus dipantau dan dikendalikan.

Kesimpulan

DDT, meski efektif sebagai pestisida, memiliki efek berbahaya bagi kehidupan perairan. Terutama, ikan besar menjadi penerima terakhir dan terbesar dampak DDT karena bioakumulasi dan biomagnifikasi. Dampak ini makin membahayakan karena DDT dalam ikan bisa berpindah ke makhluk lain yang mengonsumsi ikan tersebut – termasuk manusia – membuat pengecekan dan pengurangan penggunaan DDT menjadi hal yang penting. Dengan pengecekan dan pengurangan yang tepat, kita bisa melindungi ekosistem perairan serta mengurangi risiko kesehatan yang mungkin terjadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *