Efek rumah kaca adalah sebuah fenomena alam yang terjadi ketika sejumlah gas di atmosfer bumi menangkap panas dari matahari. Hal ini membuat bumi tetap hangat sekaligus mampu menunjang kehidupan. Tetapi, kegiatan manusia mempercepat terjadinya efek rumah kaca akibat peningkatan konsentrasi gas-gas tertentu di atmosfer. Diantara gas-gas mana yang memiliki andil terbesar?
Gas Karbon Dioxide (CO2)
Gas CO2 adalah gas yang menyerap radiasi inframerah dan mengemitnya kembali ke permukaan bumi. Kegiatan manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi, telah meningkatkan konsentrasi CO2 di atmosfer. Gas ini menangkap sekitar 63% sinar matahari yang masuk.
Gas Methane (CH4)
Methane merupakan gas yang diproduksi oleh organisme yang berasal dari dekomposisi material organik. Meskipun konsentrasinya jauh lebih rendah dari CO2, namun kemampuan menyerap dan memancarkan kembali panas ke permukaan bumi sekitar 23 kali lebih kuat dibandingkan CO2.
Gas Nitrous Oxide (N2O)
Meskipun presentasinya di atmosfer sangat rendah, namun nitrous oxide memiliki potensi pemanasan global yang lebih kuat dibanding kedua jenis gas sebelumnya. Gas ini diproduksi oleh bakteri dalam tanah dan air, dan juga dari pembakaran bahan bakar fosil.
Gas-Gas CFC
CFC (chlorofluorocarbons) adalah gas buatan yang berasal dari berbagai produk industri. Meskipun presentasinya di atmosfer sangat rendah, gas ini memiliki kemampuan pemanasan global yang sangat kuat. Selain itu, CFC juga bertanggung jawab atas berlubangnya lapisan ozon.
Jadi, diantara gas-gas tersebut, gas dengan andil terbesar terhadap efek rumah kaca tentu saja adalah karbon dioksida (CO2). Alasan utamanya adalah karena jumlah dan konsentrasi CO2 di atmosfer yang jauh lebih banyak dibandingkan gas-gas lainnya, dan karena aktivitas manusia terutama dalam sektor energi dan industri yang telah mempercepat peningkatan konsentrasi gas ini.