Diskusi

Diantara Tokoh Aliran-aliran Pemikiran Baru yang Bersifat Teologis, yang Kemudian Mengkristal Menjadi Aliran-aliran Fundamentalisme, Messianisme, Modernisme dan Tradisionalisme

×

Diantara Tokoh Aliran-aliran Pemikiran Baru yang Bersifat Teologis, yang Kemudian Mengkristal Menjadi Aliran-aliran Fundamentalisme, Messianisme, Modernisme dan Tradisionalisme

Sebarkan artikel ini

Pemikiran baru dalam bidang teologi selalu hadir sepanjang masa, memberikan warna dan perkembangan pada pemahaman agama dan spiritualitas. Hal ini sering kali diwujudkan melalui berbagai aliran pemikiran yang kemudian bisa berkembang menjadi fundamentalisme, messianisme, modernisme dan tradisionalisme. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari beberapa tokoh yang berpengaruh di balik aliran-aliran ini.

Fundamentalisme

Fundamentalisme mengacu pada sebuah gerakan yang berpegang teguh pada ajaran dasar sebuah agama dan menolak berbagai bentuk perubahan atau penyesuaian dengan keadaan modern. John Gresham Machen, salah satu tokoh Protestan yang berpengaruh, merupakan contoh tokoh fundamentalis. Dia menentang Modernisme yang melanda gereja pada awal abad 20 dan bersikukuh pada literalisme Alkitab.

Messianisme

Messianisme berkaitan dengan keyakinan tentang datangnya seorang penolong atau penyelamat (Messiah) yang akan membawa perubahan besar. Rabbi Menachem Mendel Schneerson, yang dikenal sebagai Rebbe Lubavitch, adalah tokoh messianisme Yahudi modern yang berpengaruh. Pengikutnya meyakini bahwa dia adalah Mashiach (Messiah), meskipun dia sendiri tidak pernah mengklaim hal itu.

Modernisme

Modernisme berarti penerimaan terhadap perubahan dan penyesuaian doktrin dengan kondisi modern. Hans Küng adalah seorang teolog Katolik yang dianggap kontroversial karena pandangannya yang liberal terhadap doktrin Katolik. Küng berusaha memodernisasi pandangan gereja tentang berbagai isu, mulai dari konsepsi Tuhan hingga isu-isu moral kontemporer.

Tradisionalisme

Tradisionalisme menghargai dan melestarikan doktrin dan praktek agama yang sudah ada. Sebagai contoh, tokoh seperti Pope Pius X, yang melawan modernisme di gereja Katolik dan berdevosi teguh pada tradisi dan doktrin lama. Dia dikenal karena ensiklikalnya “Pascendi dominici gregis” yang mengecam modernisme.

Semua tokoh ini memiliki peran mereka dalam membentuk pemikiran teologi mereka masing-masing dan karenanya memberikan kontribusi penting pada agama dan spiritualitas. Mereka membantu kita memahami bagaimana pemikiran, keyakinan, dan praktek agama berubah sepanjang waktu dan bagaimana mereka tetap relevan dan berarti dalam konteks zaman dan budaya yang berbeda-beda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *