Penelitian dalam bidang pendidikan sering mendapatkan hasil bahwa waktu belajar mandiri siswa memiliki korelasi positif dengan nilai ujian mereka. Artinya, semakin lama siswa belajar, semakin tinggi pula nilai ujian mereka dengan keterkecualian kasus-kasus tertentu. Prediksi dan interpretasi durasi belajar ini sangat bermanfaat dalam membantu siswa mendapatkan hasil maksimal pada ujiannya.
Misalkan kita memiliki seorang siswa yang dalam ujian tertentu mendapatkan nilai 90 dengan melakukan belajar mandiri selama 12 jam sehari. Menurut prinsip bahwa durasi belajar mandiri siswa sebanding dengan nilai ujiannya, kita dapat memprediksi durasi belajar mandiri untuk siswa yang mendapatkan nilai 60.
Dalam memahami kondisi ini, kita harus mempertimbangkan bahwa ada hubungan linear antara lamanya belajar mandiri dan nilai ujian. Jadi jika siswa dengan nilai 90 belajar selama 12 jam sehari, maka waktu belajar untuk siswa dengan nilai 60 bisa dihitung dengan proporsi yang sama.
60 adalah 2/3 dari 90. Jadi, tingkat belajar pribadi untuk siswa yang mendapatkan nilai 60 adalah 2/3 dari siswa yang mendapat nilai 90. Menyesuaikan dengan pernyataan di atas, kita akan mencoba mengalikan 12 jam (lama belajar siswa dengan nilai 90) dengan 2/3:
12 jam * 2/3 = 8 jam/hariMaka, dari perhitungan di atas, durasi belajar mandiri untuk siswa yang mendapatkan nilai 60 akan menjadi sekitar 8 jam per hari.
Tetapi, penting untuk diingat bahwa relasi ini bukan resep pasti. Banyak faktor lain yang berperan dalam menentukan nilai ujian seperti efisiensi belajar, metode belajar, dan tingkat keberhasilan transfer pengetahuan dan keterampilan.
Jadi, jawabannya apa? Dalam konteks dan asumsi hubungan linear antara lamanya belajar mandiri dan nilai ujian, siswa yang mendapatkan nilai 60 perlu belajar mandiri kira-kira 8 jam sehari, berdasarkan ilustrasi skenario di atas.
