Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPK) adalah organisasi yang didirikan oleh pemerintah Jepang pada tanggal 1 Maret 1945 untuk mempersiapkan dasar-dasar bagi kemerdekaan Indonesia. Anggota BPUPK berjumlah 67 orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dan di antaranya, ada dua perempuan yang menjadi anggota. Mereka adalah Dewi Sartika dan Maria Ulfah Santoso.
Dewi Sartika
Dewi Sartika adalah seorang perempuan Indonesia yang lahir pada tanggal 4 Desember 1884 di Cicalengka, Jawa Barat. Dia dikenal sebagai seorang pendidik dan pahlawan nasional karena perannya dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan. Dewi Sartika mendirikan sekolah ‘Sekolah Isteri’, yang kemudian menjadi dikenal sebagai Sekolah Kaoetamaan Istri pada tahun 1904. Sekolah ini adalah salah satu upaya awal untuk memberikan akses pendidikan bagi perempuan Indonesia.
Meskipun Dewi Sartika wafat pada tahun 1947 dan tidak secara langsung terlibat dalam proses persiapan kemerdekaan Indonesia, namun kontribusinya dalam mendidik perempuan Indonesia dan membentuk generasi perempuan yang berpendidikan dianggap sebagai bagian penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Maria Ulfah Santoso
Maria Ulfah Santoso adalah seorang perempuan Indonesia lainnya yang menjadi anggota BPUPK. Dia lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 20 November 1896. Santoso merupakan seorang aktivis perempuan, pendidik dan politisi yang dikenal karena perjuangannya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.
Santoso merupakan anggota BPUPK yang berperan sebagai perwakilan perempuan dalam sidang pertama BPUPK pada tanggal 28 Mei 1945. Dia adalah satu-satunya perempuan yang hadir dalam sidang pertama tersebut. Dalam sidang itu, Maria Ulfah melakukan upaya untuk memperjuangkan hak perempuan agar diakui dalam konstitusi negara Indonesia.
Gagasan dan semangat yang diungkapkan Dewi Sartika dan Maria Ulfah Santoso dalam perjuangan mereka untuk mendapatkan hak-hak perempuan, termasuk hak pendidikan dan pengakuan dalam konstitusi, memberikan kontribusi besar untuk persiapan kemerdekaan Indonesia. Mereka berdua tidak hanya membantu membentuk fondasi pendidikan perempuan di Indonesia tetapi juga terlibat langsung dalam proses persiapan kemerdekaan Indonesia.