Korek api dan lilin memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, korek api digunakan untuk menyalakan kompor, sedangkan lilin digunakan sebagai penerangan alternatif saat listrik padam dan sebagai elemen dekoratif serta simbolis dalam berbagai upacara. Namun, apa sebenarnya yang terjadi saat kita menyalakan korek api atau lilin? Muncul energi jenis apa?
Energi dari Korek Api
Saat kita menyalakan korek api, ada reaksi kimia yang terjadi. Reaksi ini dikenal dengan reaksi oksidasi. Pada korek api, fosfor merah dan sulfur yang ada di kepala korek api bereaksi dengan oksigen di udara saat terjadi gesekan. Reaksi ini melepaskan energi dalam bentuk panas. Ini adalah contoh dari energi kimia yang disimpan dalam bahan bakar fosil dipindahkan ke energi termal atau panas.
Energi dari Lilin
Ketika lilin dinyalakan, panas dari api membuat lilin (yang biasanya terbuat dari parafin) mencair dan berubah menjadi gas. Gas parafin ini kemudian bereaksi dengan oksigen dalam udara, sebuah proses yang juga dikenal sebagai oksidasi. Proses ini melepaskan energi dalam bentuk panas dan cahaya. Jadi, dalam kasus lilin, energi kimia dalam parafin dipindahkan ke energi termal (panas) dan energi radiasi (cahaya).
Kesimpulan
Baik korek api maupun lilin menghasilkan energi panas melalui reaksi oksidasi. Namun, lilin juga menghasilkan energi cahaya. Energi ini berasal dari energi kimia yang tersimpan dalam bahan-bahan korek api dan lilin. Oleh karena itu, kita bisa melihat bahwa korek api dan lilin tidak hanya alat sehari-hari yang sederhana, tetapi juga contoh yang luar biasa tentang bagaimana energi dapat dipindahkan dari satu bentuk ke lainnya.