Fenomena perbedaan durasi waktu siang dan malam atau yang dikenal juga dengan fenomena hari dan malam, sangat menarik untuk dibahas secara mendalam. Fenomena ini terjadi akibat proses rotasi dan revolusi bumi. Bumi berputar pada porosnya dengan sumbu kemiringan 23,5 derajat terhadap bidang ekliptika. Ini berarti bumi tidak berputar tegak lurus, melainkan secara miring.
Pada bulan Desember dan Juni, terjadi fenomena yang mencolok. Pada bulan Desember, wilayah selatan bumi lebih dekat dengan matahari. Dalam hal ini, daerah yang berada di belahan bumi selatan akan mengalami musim panas dan hari lebih panjang dari malam. Sebaliknya, di belahan bumi utara, akan mengalami musim dingin dan malam lebih panjang dari siang.
Pada bulan Juni, keadaannya berbalik. Bumi utara lebih dekat dengan matahari. Sehingga wilayah di belahan bumi utara akan memiliki durasi siang lebih panjang dibandingkan malam dan mengalami musim panas. Sementara itu, di belahan bumi selatan, terjadi musim dingin dan malam lebih panjang dari siang.
Namun, apa yang menyebabkan fenomena ini?
Fenomena ini disebabkan oleh revolusi bumi. Revolusi Bumi atau pergerakan Bumi mengelilingi Matahari dalam satu tahun, menjadikan Bumi sedikit miring terhadap sumbu rotasinya. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan musim dan perbedaan durasi waktu siang dan malam dalam satu tahun.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa perbedaan durasi waktu siang dan malam pada suatu wilayah disebabkan oleh revolusi bumi dan kemiringan sumbu bumi tersebut. Ini menjelaskan mengapa pada bulan Juni dan Desember, belahan bumi utara dan selatan mengalami perbedaan musim dan durasi waktu siang dan malam yang berbeda.
