Dalam berbagai bentuk sastra, penulis sering menggunakan gaya bahasa khusus untuk menyampaikan pesan atau ide-ide mereka. Salah satu gaya yang sering dijumpai adalah yang menggunakan makna kiasan. Gaya bahasa dengan makna kiasan yang dipilih penulis untuk menyampaikan pesan ini biasanya disebut metafora.
Metafora: Gaya Bahasa dengan Makna Kiasan
Metafora adalah suatu bentuk perbandingan yang tidak disertai kata penghubung seperti ‘mirip’, ‘seperti’, atau ‘bagai’. Bentuk ini menjadikan sebuah kata atau fraseyang pada dasarnya bermakna konkret, digunakan dalam konteks lain dengan makna yang lebih kiasan atau simbolis.
Metafora berfungsi untuk memperindah, memperkuat, dan menghidupkan suatu makna, sehingga pembaca dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dengan lebih mendalam. Metafora dapat membuat deskripsi atau narasi menjadi lebih kaya, memberi warna dan kehidupan kepada bahasa yang biasanya bersifat fakta dan langsung.
Mengapa Penulis Menggunakan Metafora?
Ketika penulis menggunakan metafora, secara esensial mereka sedang mencoba untuk memberikan pengalaman pada penikmat karya mereka yang lebih melampaui dari sekedar kata-kata yang tertulis. Metafora secara efektif dapat menjembatani pengalaman penulis dengan pengalaman pembaca, maupun penonton jika dalam konteks karya film atau teater.
Penulis merasa perlu menggunakan metafora untuk berbagai tujuan. Ada beberapa alasan mendasar mengapa penulis sering kali memilih menggunakan metafora, di antaranya:
- Memperkuat pesan atau ide yang bertujuan untuk mempengaruhi pikiran atau perasaan pembaca.
- Membuat teks lebih menarik dan memikat dengan menggunakan sumber materi pengalaman individu dan kolektif manusia.
- Membantu pembaca dalam menggambar konseptual atau abstrak dengan cara yang lebih konkrit dan dapat diterima oleh indra.
Contoh Metafora dalam Sastra
Berikut merupakan beberapa contoh metafora:
- “Buku adalah jendela dunia.” Di sini, buku dikiasakan menjadi jendela yang melalui buku, pembaca dapat ‘melihat’ berbagai pengetahuan dan pengalaman.
- “Dia adalah singa di lapangan.” Di sini, orang tersebut tidak secara harfiah menjadi singa, namun menggambarkan bahwa dia berperilaku agresif dan dominan di lapangan seperti singa dalam hutan.
Dengan demikian, metafora adalah alat yang efektif bagi penulis untuk menyampaikan pesan kiasan kepada pembaca. Dengan teknik ini, penulis memiliki kebebasan untuk menjelajah dan menuangkan imajinasi mereka dalam bentuk bahasa yang kaya dan sarat makna.