Mengamati gerakan alami dan sehari-hari, kami mendapati bahwa gerakan tersebut tidak selalu sempurna dan murni, tetapi seringkali diselimuti oleh kekacauan dan tidak beraturan. Pada kenyataannya, gerak yang realistis ini jarang digunakan dalam berbagai aspek di masyarakat, seperti dalam tari, olahraga, seni, dan media. Sebaliknya, gerakan yang telah diberi bentuk atau gerakan yang telah disempurnakan dan disederhanakan lebih disukai.
Mengapa ini demikian? Ada berbagai alasan yang membantu menjelaskan fenomena ini:
Estetika
Pada dasarnya, manusia cenderung mencari harmoni, ketertiban, dan keindahan dalam segala hal, termasuk gerakan. Gerak yang telah diberi bentuk dapat menawarkan tampilan yang lebih anggun dan menarik dibandingkan gerak yang realistis. Dalam konteks tarian, misalnya, gerak yang telah diberi bentuk digunakan untuk mewujudkan koreografi yang indah dan membuat penonton merasa terpukau.
Efisiensi
Dalam aktivitas fisik seperti olahraga, gerak yang telah diberi bentuk biasanya lebih efisien dari pada gerak yang realistis. Misalnya, dalam berenang, kita tidak hanya bergerak bebas di air tetapi menggunakan teknik gerakan tertentu yang memungkinkan kita berenang lebih cepat dan lebih hemat energi.
Komunikasi
Gerakan juga digunakan sebagai sarana komunikasi. Gerak yang telah diberi bentuk sering lebih mudah untuk dipahami dan diinterpretasikan oleh orang lain. Misalnya, dalam bahasa isyarat, gerakan tangan yang telah diberi bentuk digunakan untuk mewakili kata dan kalimat tertentu.
Jadi, walau gerakan alami atau gerakan yang realistis memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, dalam kebanyakan situasi, gerakan yang telah diberi bentuk lebih disukai. Gerak ini membantu kita mencapai keindahan, efisiensi, dan komunikasi yang lebih baik. Sementara gerakan yang realistis menghadirkan perspektif yang lebih alamiah dan autentik, namun dalam praktiknya, kita cenderung membuat, memperindah, dan mendisiplinkan gerakan tersebut menjadi sesuatu yang lebih dapat diterima dan dipahami oleh lingkungan kita.