Sosial

Gugur Gunung Merupakan Gotong-royong yang Masih Dipelihara oleh Masyarakat di Daerah

×

Gugur Gunung Merupakan Gotong-royong yang Masih Dipelihara oleh Masyarakat di Daerah

Sebarkan artikel ini

Gotong-royong adalah etos kerja yang sangat kental dalam budaya masyarakat Indonesia. Salah satu manifestasi konsep gotong-royong di lembah budaya kita adalah adat ‘gugur gunung’. Konsep ini adalah satu bentuk interaksi sosial yang dilakukan secara berkelanjutan oleh komunitas di bidang budidaya tanaman dan pertanian.

Pengertian Gugur Gunung

Gugur gunung adalah suatu tradisi yang hidup dalam tatanan masyarakat agraris. Praktek ini biasanya dilakukan ketika musim tanam tiba. Masyarakat setempat akan bergotong-royong membersihkan lahan, memanen, hingga membantu proses penjualan hasil panen.

Dalam proses ‘gugur gunung’, tidak ada pihak yang dipungut biaya. Semua yang terlibat melakukan kontribusi nyata berdasarkan prinsip kekeluargaan dan kerjasama. Proses ini adalah contoh nyata dari “sila ke tiga” Pancasila, yaitu persatuan Indonesia yang menonjol dalam kehidupan sehari-hari.

Gugur Gunung di Masyarakat

Gugur gunung tidak hanya terjadi dalam proses pertanian. Tradisi ini juga diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat desa, seperti dalam perbaikan rumah, pernikahan, hingga acara-acara keagamaan. Prosedurnya mungkin berbeda-beda tergantung tradisi setempat, namun esensi gotong-royong tetap menjadi pusat perhatian.

Pelestarian Gugur Gunung

Walau seringkali mendapat ancaman modernisasi, sistem ‘gugur gunung’ tetap bertahan di beberapa daerah di Indonesia. Gugur gunung menjadi salah satu simbol kolektivitas dan kebersamaan yang menjadi identitas bagi masyarakat setempat. Mereka berupaya mempertahankan tradisi ini sebagai cara untuk mempertahankan nilai-nilai luhur lokal dalam menghadapi tantangan modernisasi.

Kesimpulan

Dalam era modern ini, tradisi ‘gugur gunung’ bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Etos gotong-royong yang diusung oleh tradisi ini patut dijadikan sebagai contoh dalam memperkokoh kerja sama dalam masyarakat. Selain itu, meski tantangan modernisasi semakin kuat, bukan berarti tradisi ‘gugur gunung’ harus dilupakan. Justru, dengan pemahaman dan apresiasi yang tepat, nilai-nilai luhur dalam tradisi ‘gugur gunung’ dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kehidupan sosial di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *