Kebudayaan lokal Indonesia yang begitu beragam dan kaya memiliki peran penting dalam menentukan identitas bangsa. Sayangnya, fenomena penurunan minat terhadap kebudayaan lokal di kalangan generasi muda Indonesia tampaknya semakin meresahkan. Akibatnya banyak remaja lebih mengenal dan menggandrungi hasil budaya negara lain dibandingkan dengan hasil budaya sendiri. Banyak faktor yang menjadi penyebab lunturnya kebudayaan lokal ini, tetapi yang paling signifikan adalah minimnya peran serta sekolah dalam melibatkan siswa dalam belajar dan mengapresiasi budaya lokal.
Pendidikan adalah faktor utama dalam pembentukan karakter dan pemahaman individu terhadap nilai-nilai utama yang patut dipelihara dan dikembangkan. Dalam konteks ini, sekolah memiliki peran penting dalam mewariskan budaya dan tradisi kepada generasi muda. Namun, realitasnya menggambarkan gambaran yang cukup suram. Faktanya, hanya sedikit sekolah yang masih mengajarkan kesenian dan budaya lokal dalam program kurikulum mereka.
Kurikulum pendidikan yang semakin berorientasi global seringkali melupakan pentingnya memahami dan mengapresiasi budaya lokal. Kesenian dan budaya lokal seakan terpinggirkan dan dianggap kurang penting dibandingkan pengetahuan umum atau ilmu pengetahuan lainnya. Hal ini tentu saja berdampak pada minimnya pengetahuan dan apresiasi siswa terhadap budaya mereka sendiri.
Selain sekolah sebagai institusi formal, masyarakat dan keluarga juga berperan dalam melestarikan budaya lokal. Lantas, apa yang menyebabkan fenomena ini terjadi? Pada dasarnya, ini adalah hasil dari kombinasi berbagai faktor. Globalisasi dan arus informasi yang begitu masif melalui media sosial dan internet menjadi penyebab utama generasi muda lebih akrab dengan budaya asing.
Generasi muda kini lebih mudah mendapatkan akses ke berbagai produk budaya dari seluruh dunia. Berbagai film dan musik populer dari negara lain menjadi dominan dan mudah didapatkan, sehingga membuat generasi muda lebih tertarik dan menggandrungi kreasi tersebut. Sementara itu, hasil budaya lokal tidak mendapatkan porsi yang sama dalam eksposur media.
Oleh sebab itu, perlu ada langkah nyata baik dari pemerintah, sekolah, maupun masyarakat dalam melawan trend ini. Pendidikan budaya di sekolah harus diperkuat dan kebijakan yang mendukung pelestarian budaya lokal harus lebih ditekankan. Masyarakat juga harus aktif dalam mempromosikan dan menjaga nilai-nilai budaya lokal.
Jadi, jawabannya apa? Langkah nyata dalam mewujudkan pelestarian kebudayaan lokal harus dimulai dari tatanan pendidikan di sekolah, diikuti oleh dukungan dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat. Setiap individu, terutama generasi muda, perlu menyadari betapa penting dan berharganya warisan budaya lokal yang kita miliki agar tidak tergerus oleh budaya global.