Dalam siklus kehidupan manusia, ketika kita berbicara tentang hari dimana setiap individu akan diminta pertanggungjawaban atas segala perbuatan yang telah dilakukan di dunia ini, kita merujuk pada konsep suci yang biasa dikenal dalam ajaran Agama Islam, yaumul hisab atau Yaumul Qiyamah yakni Hari Kebangkitan atau Hari Pembalasan.
Yaumul Hisab: Apa itu?
Yaumul Hisab atau Hari Pembalasan adalah konsep yang ditemukan dalam ajaran Islam yang merujuk pada hari ketika setiap jiwa akan dibangkitkan untuk pertanggungjawaban atas segala yang telah dilakukan selama hidupnya di dunia. Dalam terminologi Islam, ‘Yaum’ berarti ‘hari’ dan ‘hisab’ berarti ‘pembalasan’ atau ‘pertanggungjawaban’.
Konsep ini bukan hanya ada dalam ajaran Islam, tetapi juga ditemukan dalam kepercayaan dan tradisi religius lainnya. Namun penekanannya dalam agama Islam sangat kuat, seringkali digambarkan secara rinci dalam kitab-kitab suci dan Hadist Nabi.
Bagaimana Yaumul Hisab Digambarkan?
Menurut ajaran Islam, pada hari itu, semua manusia, mulai dari orang yang paling awal dilahirkan hingga orang yang paling akhir akan berdiri di hadapan Tuhan dan menjalani pengadilan yang adil. Tiada satu pun perbuatan yang terlewatkan, baik itu dadah hati ataupun perbuatan fisik, semuanya akan dipertimbangkan.
Kata-kata dan perbuatan setiap individu akan ditimbang dalam skala amal, dan berdasarkan hal itu, nasib mereka di akhirat akan ditentukan. Orang-orang yang berbuat baik akan merasakan ganjaran kebahagiaan yang kekal, sementara mereka yang melakukan keburukan akan mendapatkan hukuman.
Mengapa Yaumul Hisab Penting?
Konsep Yaumul Hisab penting karena memberikan kesadaran moral dan etis, serta meningkatkan rasa tanggung jawab di antara umat manusia. Pengetahuan bahwa ada hari ketika setiap tindakan kita akan ditimbang memberi dampak kuat pada bagaimana seseorang memilih untuk hidup hidupnya. Itu memberikan pendorong untuk selalu berbuat baik dan menghindari segala bentuk kejahatan.
Islam menekankan pentingnya hidup dengan integritas dan kejujuran, dan konsep Yaumul Hisab menegaskan hal ini dengan memberi tahu bahwa setiap perbuatan, tidak peduli seberapa kecil atau besar, akan diperhitungkan. Seluruh prinsip ini mengekspresikan signifikansi Yaumul Hisab dalam menjaga keseimbangan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Mengingat semua penjelasan tersebut tentang Yaumul Hisab, kita semua diajarkan untuk selalu mempersiapkan diri. Tetapi, merenung sejenak, kita semua mungkin pernah bertanya-tanya: Mampukah kita benar-benar mempersiapkan diri untuk hari pembalasan itu? Atau mungkin pertanyaan yang lebih penting, terlepas dari segala perbuatan, apakah kita berani menghadapi hari pembalasan itu?
Jadi, jawabannya apa?