Sekolah

Harta Benda yang Dimiliki oleh Seseorang Berpotensi Menjerumuskannya dalam Jeratan Tipu Daya Setan. Padahal, Harta Karunia Allah SWT. Tersebut Seharusnya Digunakan Sebagai Sarana Ibadah. Berikut ini Merupakan Contoh Penggunaan Harta yang Benar, Kecuali…

×

Harta Benda yang Dimiliki oleh Seseorang Berpotensi Menjerumuskannya dalam Jeratan Tipu Daya Setan. Padahal, Harta Karunia Allah SWT. Tersebut Seharusnya Digunakan Sebagai Sarana Ibadah. Berikut ini Merupakan Contoh Penggunaan Harta yang Benar, Kecuali…

Sebarkan artikel ini

Harta yang diberikan oleh Allah SWT adalah nikmat yang sangat besar. Namun, ironisnya, harta tersebut sering kali menjadi alasan seseorang terjerumus kepada kemaksiatan dan tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenal dan memahami cara yang benar dalam menggunakan harta yang telah diberikan kepada kita.

Tidak dapat dipungkiri, dunia sekarang ini banyak dipenuhi oleh kemewahan dan kebendaan. Hal ini bisa membuat seseorang terlena dan lupa bahwa sebenarnya harta tersebut adalah pinjaman dari Allah SWT yang suatu saat harus dikembalikan. Tidak hanya itu, tipu daya setan pun sering kali menggunakan harta sebagai sarana untuk menyesatkan manusia.

Harta seharusnya bisa digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui banyak jalan, seperti berzakat, infak, sedekah, hingga haji.

  1. Berzakat: Zakat adalah kewajiban setiap muslim yang memiliki harta lebih dari nisab untuk memberikan sebagian hartanya kepada mereka yang berhak menerimanya. Tujuan dari zakat adalah untuk membersihkan harta dan jiwa, serta membantu mereka yang membutuhkan.
  2. Infak dan Sedekah: Infak dan sedekah adalah bentuk pengeluaran yang dikeluarkan oleh seseorang untuk kepentingan agama dan masyarakat. Dengan infak dan sedekah, kita dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  3. Haji: Haji adalah ibadah yang memerlukan biaya besar. Dengan menggunakannya untuk berhaji, kita menjalankan perintah Allah SWT sekaligus membersihkan diri dari dosa-dosa yang pernah dilakukan.

Namun, terkadang seseorang terjebak dalam pemikiran bahwa harta yang dimiliki bisa digunakan semena-mena, seperti digunakan untuk berjudi, mabuk-mabuk, hingga melakukan tindakan koruptif. Ini merupakan contoh penggunaan harta yang tidak tepat.

Dengan kata lain, penggunaan harta yang benar adalah penggunaan yang sejalan dengan ajaran agama dan bermanfaat bagi umat manusia. Dan penggunaan yang salah adalah penggunaan yang bertentangan dengan ajaran agama dan merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Jadi, jawabannya apa? Dapat disimpulkan bahwa betapa pun banyak harta yang dimiliki, seseorang harus selalu mengingat bahwa harta tersebut adalah karunia Allah SWT dan harus digunakan dengan cara yang benar. Menggunakan harta untuk berbuat maksiat dan hal-hal yang dilarang oleh agama bukanlah penggunaan harta yang benar. Maka, kita seharusnya memanfaatkan harta tersebut untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan melakukan kebaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *