Zaman Mesolitikum merupakan suatu periode dalam sejarah manusia yang jaraknya cukup jauh dari zaman kita sekarang. Terletak di antara Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua) dan Zaman Neolitikum (Zaman Batu Muda), Zaman Mesolitikum sendiri dapat diterjemahkan sebagai ‘Zaman Batu Pertengahan’. Meski tidak sepopuler era lainnya seperti zaman perunggu atau besi, Mesolitikum memiliki keistimewaan sendiri dalam hal artefak dan hasil kebudayaan yang dihasilkannya.
Salah satu hasil kebudayaan unik yang dihasilkan selama Zaman Mesolitikum adalah tumpukan sampah dapur yang terdiri dari kulit kerang dan siput. Mengapa bisa begitu? Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup, manusia Mesolitikum ternyata banyak memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar mereka, termasuk hewan-hewan laut seperti kerang dan siput. Setiap kali mereka mengkonsumsi hewan ini, cangkang atau kulit luar hewan akan dibuang dan menumpuk sehingga membentuk suatu lapisan sampah yang cukup tebal.
Hasil kebudayaan ini, dalam naskah sejarah dan arkeologi, kerap disebut dengan istilah “midden” atau “kitchen midden”. Istilah midden berasal dari bahasa Belanda yang artinya ‘tumpukan sampah’. Kitchen midden atau midden dapur dalam konteks ini, merujuk pada tumpukan sampah organik yang terdiri dari sisa makanan, termasuk kulit kerang dan siput.
Kitchen midden menjadi sangat penting dalam studi arkeologi karena dapat memberikan gambaran tentang pola konsumsi, gaya hidup, dan adaptasi manusia terhadap lingkungannya di masa lalu. Dari penelitian ini, kita dapat memahami lebih lanjut tentang bagaimana manusia Mesolitikum bertahan hidup dan berkembang, serta mengadaptasi diri mereka terhadap lingkungan dan sumber daya yang ada.
Karena itu, meski tampak seperti hal sepele, tumpukan sampah dapur dari kulit siput dan kerang sejatinya merupakan salah satu warisan kebudayaan yang penting dan memiliki nilai historis yang tinggi dari Zaman Mesolitikum.