Diskusi

Hendaknya Khutbah, Tablig dan Dakwah yang Dilakukan Tidak Bersifat Seremonial, Tetapi Mencapai Sasaran: Semuanya Perlu Wujud Nyata Melalui Hal-Hal Berikut ini, Kecuali…

×

Hendaknya Khutbah, Tablig dan Dakwah yang Dilakukan Tidak Bersifat Seremonial, Tetapi Mencapai Sasaran: Semuanya Perlu Wujud Nyata Melalui Hal-Hal Berikut ini, Kecuali…

Sebarkan artikel ini

Dalam era globalisasi dan teknologi informasi saat ini, konsep dakwah telah berevolusi menjadi berbagai bentuk dan strategi. Salah satunya yang masih sering dijumpai adalah khutbah, tablig, dan dakwah yang condong pada aspek seremonial belaka. Namun, baik para da’i maupun masyarakat perlu memahami bahwa dakwah, tidak seharusnya hanya bersifat seremonial, melainkan memiliki makna dan tujuan yang konkret atau mencapai sasaran yang ditentukan.

Idealnya, khutbah, tablig, dan dakwah adalah instrumen efektif dalam penyebaran nilai-nilai Islam, bukan hanya sekedar perayaan atau ritual belaka. Oleh karena itu, penting bagi setiap pengemban dakwah untuk benar-benar memastikan bahwa materi dakwah mereka memiliki dampak nyata dan positif di masyarakat.

Lantas, apa saja hal-hal yang perlu diwujudkan dalam khutbah, tablig, dan dakwah agar tetap efektif dan mencapai sasaran?

  1. Pemahaman Kontekstual: Dalam menyampaikan dakwah, penting untuk memiliki pemahaman kontekstual terhadap audiens. Dengan demikian, pesan dakwah bisa disampaikan dengan cara yang relevan dan bisa diterima oleh audiens.
  2. Materi yang Relevan dan Bijaksana: Materi dakwah harus relevan dengan kondisi dan kebutuhan audiens. Lebih dari itu, cara menyampainya pun harus bijaksana. Kita harus ingat bahwa setiap orang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda sehingga cara menerima dan memahami informasi pun bisa berbeda.
  3. Interaksi dan Dialog: Dakwah idealnya dilakukan bukan hanya satu arah. Dialog dan interaksi seharusnya menjadi bagian integral dari proses dakwah. Hal ini dapat membantu dalam proses pemahaman dan penerimaan pesan dakwah oleh audiens.

Namun, perlu diingat bahwa ada hal yang sebenarnya tidak perlu untuk diwujudkan dalam praktek dakwah. Misalkan saja, fokus pada jumlah banyaknya orang yang hadir dalam acara dakwah. Kuantitas dalam hal ini tak seharusnya menjadi patokan kesuksesan dakwah, melainkan kualitas dari pemahaman dan perubahan yang bisa dihasilkan dari proses dakwah tersebut.

Secara keseluruhan, menyampaikan khutbah, tablig, dan dakwah tidak cukup hanya bersifat seremonial. Sebaliknya, perlu memiliki dampak nyata bagi audiens dengan harapan mencapai tujuan dakwah itu sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *