Historiografi, sebuah terminologi yang mungkin tidak asing bagi para peminat sejarah dan ilmu pengetahuan sosial. Namun, apakah kita sudah mengetahui asal dan makna di balik kata tersebut? Jika manusia mesti memahami masa lalunya untuk merancang masa depan yang lebih baik, maka penting bagi kita mengetahui definisi dan asal-usul kata ‘historiografi’.
Secara etimologis, historiografi berasal dari kata Yunani, yakni “historia” dan “grafien”. Dirangkai dari dua kata dalam kosakata Yunani tersebut, maka ‘Historia’ bermakna penyelidikan atau pengetahuan yang diperoleh dari penyelidikan, sedangkan ‘grafien’ berakhir pada penulisan atau deskripsi. Jadi, apabila digabungkan, historiografi dapat diartikan sebagai penulisan atau deskripsi tentang pengetahuan masa lalu yang diperoleh dari penyelidikan.
Konsep ini lahir dari kebutuhan manusia untuk mencatat dan mendokumentasikan peristiwa, ide, dan kisah masa lalu. Selain itu, historiografi juga berfungsi sebagai langkah untuk memahami cara kerja sejarah, menginterpretasi pengetahuan masa lalu dan menghubungkannya dengan peristiwa dan isu kontemporer.
Menyusuri jejak kata ‘grafien’, kita akan menemukan bahwa kata tersebut lebih dari sekedar membuat catatan atau descripsi. Kata ‘grafien’ mencakup penjumlahan, analisis, dan sintesis informasi menjadi sebuah karya tulis yang dapat dipahami dan dinikmati oleh pembaca. Dengan demikian, ‘grafien’ merujuk pada proses kreatif dan analitik dalam penulisan sejarah.
Secara umum, historiografi memberikan wawasan tentang bagaimana sejarah ditafsirkan oleh sejarawan sepanjang waktu. Dalam praktiknya, historiografi melibatkan studi metodologi penulisan sejarah, dan hasil penelitian atau tulisan dari sejarawan.
Untuk memahami pentingnya peran historiografi dalam proses pengetahuan, kita perlu mengingat fungsi fundamentalnya: pencatatan dan interpretasi pengetahuan atas masa lalu. Dengan melacak bagaimana sejarah diinterpretasikan dan ditulis, kita dapat lebih baik memahami bagaimana kebenaran historis dibangun, dan bagaimana sejarah membentuk pemahaman kita tentang dunia dan posisi kita di dalamnya. Sehingga, dalam proses ini, ‘grafien’ bukan hanya berarti ‘menulis’, tetapi juga mencakup proses analitis dan interpretatif dalam menuliskan sejarah.