Sejak zaman dahulu, dalam banyak masyarakat termasuk di Indonesia, kepatuhan dan rasa hormat seorang anak kepada orang tuanya adalah nilai dan norma sosial yang sangat dihargai. Dalam istilah tradisional, rasa hormat dan ketaatan ini seringkali disebut sebagai “bakti” atau “Filial Piety“.
Filial Piety atau “Bakti” adalah konsep yang berasal dari ajaran Konfusianisme di China, yang mendefinisikan sebagai suatu keharusan moral dan etik anak untuk menghormati, merawat, dan mematuhi orang tua mereka selama hidup mereka. Pengenaan ini bukan semata-mata berbasis kewajiban atau kepatuhan paksaan, tetapi lebih berkaitan dengan rasa cinta, hormat, dan penghargaan atas apa yang orang tua telah berikan dan lakukan untuk anak mereka.
Alasan yang membuat bakti anak kepada orang tua begitu penting dan ditekankan oleh berbagai tradisi dan agama adalah karena ini adalah cara untuk memastikan bahwa orang tua yang lebih tua dan tidak mampu mendapatkan perawatan dan penghormatan yang mereka butuhkan dan layak.
Berikut ini adalah beberapa cara yang umum dalam menunjukkan bakti atau filial piety:
- Menghormati perilaku dan keputusan orang tua: Tidak menentang atau mempertanyakan kebijaksanaan orang tua dan menghargai peran mereka sebagai pemimpin dan penasihat keluarga.
- Merawat orang tua di masa tua: Misalnya, menjaga kesehatan mereka, memberikan dukungan finansial, dan memastikan bahwa mereka memiliki lingkungan yang nyaman dan aman untuk hidup.
- Meneruskan garis keturunan atau menjaga nama baik keluarga: Ini berarti berusaha mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehingga bisa membuat orang tua bangga dan membawa kehormatan untuk keluarga.
- Mendengarkan dan mengikuti nasihat mereka: Mengakui kebijaksanaan mereka berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang telah mereka kumpulkan sepanjang hidup mereka.
Tetapi penting juga untuk diingat bahwa walaupun bakti atau filial piety adalah nilai yang sangat dihargai, hal ini tidak berarti bahwa anak harus secara buta mengikuti atau mematuhi setiap pilihan dan kebijakan yang dibuat oleh orang tua mereka. Sejauh mana anak menghormati dan mematuhi orang tua masih harus didasarkan pada norma-norma kesejahteraan, kesopanan, dan kebenaran dasar. Itulah sebabnya implikasi dan wujud dari bakti atau filial piety bisa sangat bervariasi bergantung pada konteks sosial, budaya, dan individu.