Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan yang dikenal dengan keunikan dan keuletannya dalam bertahan hidup. Salah satu aspek unggulan yang dimilikinya adalah kemampuannya untuk bertahan hidup dalam perairan yang airnya mengandung sedikit oksigen. Lantas, apa yang membuat ikan lele mampu bertahan dalam kondisi seperti ini?
Penelitian memperlihatkan bahwa ikan lele memiliki adaptasi fisik dan biologis yang mengesankan, yang membantu mereka bertahan hidup dalam berbagai jenis lingkungan, termasuk perairan dengan kandungan oksigen rendah.
Sistem Respirasi Tambahan
Faktor pertama adalah adanya sistem pernapasan tambahan. Ikan lele tidak hanya mengandalkan insang untuk memperoleh oksigen, tetapi mereka juga menggunakan bagian lain dari tubuh mereka yaitu labirin. Labirin ini berfungsi untuk membantu proses pertukaran gas, sehingga ikan lele mampu mengambil oksigen langsung dari udara, bukan hanya dari air. Oleh karena itu, ikan lele mampu bertahan hidup dalam perairan dengan sedikit oksigen.
Kapabilitas Metabolik
Adaptasi kedua yang dimiliki ikan lele adalah kapabilitas metabolik yang efisien. Sel-sel ikan lele mampu berfungsi dengan kadar oksigen yang lebih sedikit dibandingkan ikan lainnya. Mereka memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kandungan oksigen dalam air yang rendah dan tersebut.
Toleransi Hipoksia
Akhirnya, ikan lele memiliki tingkat toleransi hipoksia yang sangat tinggi. Hipoksia merujuk kepada kondisi di mana tubuh atau bagian tertentu dari tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Ikan lele mampu bertahan hidup dalam kondisi hipoksia yang berkepanjangan, sesuatu yang mungkin akan fatal bagi spesies ikan lain.
Singkatnya, ikan lele memiliki kemampuan luar biasa untuk bertahan hidup dalam perairan dengan kandungan oksigen rendah berkat sistem pernapasan tambahan, kapabilitas metabolik yang efisien, dan toleransi hipoksia yang tinggi. Kualitas unik ini menjadikan ikan lele sebagai salah satu spesies ikan paling tangguh dan serbaguna di dunia.
