Ilmu kimia memiliki peranan integral dalam kehidupan manusia, terutama dalam sistem biologis dan fisiologis manusia. Banyak dari proses yang terjadi dalam tubuh manusia, termasuk pencernaan, pernapasan, sirkulasi, ekskresi, gerakan, reproduksi, regulasi hormon, dan fungsi sistem saraf, melibatkan reaksi dan interaksi kimia. Kesadaran dan pemahaman akan hal ini telah mengantarkan penemuan signifikan dalam bidang farmasi, terutama dalam penemuan obat-obatan baru.
Sistem Pencernaan dan Pernapasan
Dalam sistem pencernaan, reaksi kimia berperan dalam pemecahan makanan menjadi nutrisi yang dapat diserap oleh tubuh. Enzim pencernaan seperti amilase, protease, dan lipase memfasilitasi reaksi-reaksi ini. Dalam sistem pernapasan, oksigen yang dihirup bereaksi dengan glukosa dalam sel untuk memproduksi energi, dalam proses yang dikenal sebagai respirasi seluler.
Sirkulasi dan Ekskresi
Proses sirkulasi juga melibatkan reaksi kimia. Hemoglobin dalam sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke sel-sel tubuh lainnya, dan mengangkut karbon dioksida dari sel-sel kembali ke paru-paru. Ekskresi, proses penghapusan limbah dan racun dari tubuh, juga dilakukan melalui reaksi kimia. Ginjal, misalnya, memfilter darah dan merubah limbah metabolik seperti urea menjadi urin.
Gerak, Reproduksi, dan Hormon
Sistem gerak manusia juga bergantung pada kimia. Kontraksi otot, misalnya, melibatkan reaksi antara kalsium dan protein otot. Untuk reproduksi, hormon seks seperti estrogen dan testosteron mengendalikan proses melalui masing-masing reaksi kimianya.
Sistem Saraf
Sistem saraf, yang mengendalikan semua proses lainnya dalam tubuh, berfungsi berdasarkan prinsip kimia. Neurotransmitter, misalnya, adalah molekul kimia yang mengirimkan pesan dari satu neuron ke neuron lain.
Dampak pada Penemuan Farmasi dan Obat-obatan
Pemahaman tentang interaksi kimia dalam sistem-sistem ini telah memberikan petunjuk berharga bagi peneliti dan ilmuwan dalam bidang farmasi. Dengan memahami bagaimana molekul tertentu bereaksi dan berinteraksi dalam tubuh manusia, mereka dapat merancang obat-obatan yang dapat memodifikasi atau mengganggu proses-proses ini untuk menghasilkan efek terapeutik.
Contoh yang baik adalah rancangan obat penghambat ACE untuk mengobati hipertensi. Dengan memahami bagaimana enzim ACE berperan dalam sistem kardiovaskular, peneliti dapat merancang molekul yang akan menghambat aktivitas enzim ini, sehingga menurunkan tekanan darah.
Demikianlah, pemahaman tentang interaksi kimia dalam tubuh manusia memiliki peranan penting dalam ilmu farmasi dan penemuan obat-obatan baru. Ini merupakan contoh nyata dari bagaimana ilmu kimia praktis diterapkan dalam bidang kesehatan.