Sekolah

Jawaban Gibran Usai Hasto Singgung PDIP Beri Previlige ke Presiden Jokowi dan Keluarganya

×

Jawaban Gibran Usai Hasto Singgung PDIP Beri Previlige ke Presiden Jokowi dan Keluarganya

Sebarkan artikel ini
17th July 2021

Gibran Rakabuming Raka, putra sulung presiden Jokowi, belakangan ini menjadi sorotan publik sejak mencalonkan diri dan kemudian memenangi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Solo. Ada banyak spekulasi yang mengaitkan keberhasilan Gibran dengan pendukungannya dari partai PDIP, yang juga merupakan partai ibu-ibu negara, Megawati Soekarnoputri. Selasa lalu, Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal Partai PDIP, mengungkapkan bahwa partainya memberikan “previlige” kepada Presiden Jokowi dan keluarganya. Menanggapi hal ini, Gibran akhirnya buka suara.

Gibran tampaknya berpendapat bahwa istilah “previlige” bisa ditafsirkan dalam berbagai cara. Gibran menegaskan bahwa sejauh menyangkut Pilkada Solo dan peran partai PDIP, semua proses berjalan sesuai dengan aturan. “PDIP telah memberikan kesempatan yang sama kepada semua calon. Saya berpartisipasi dalam tes dan proses seleksi seperti halnya para calon lainnya,” ujar Gibran.

Dalam intervju tersebut, Gibran juga sempat membantu menenangkan spekulasi yang melibatkan ayahnya, Presiden Jokowi. Dia berbicara mengenai visi dan misi yang dia miliki untuk Solo dan bagaimana dia percaya itu sejalan dengan misi partai PDIP. Dia sepenuhnya memahami bahwa mendukung keluarga presiden dapat kembali menarik perhatian publik.

“Hal ini selalu menjadi sebuah pembelajaran, menjadi seorang publik figur adalah sebuah tanggung jawab besar. Saya percaya meyakinkan publik tentang integritas dan niat baik kita adalah bagian penting dari tanggung jawab tersebut,” ungkap Gibran.

Berbicara tentang “privilege” yang diberikan PDIP, ia menegaskan bahwa ia harus membayar harga dari setiap keuntungan yang didapatkan. Gibran memahami bahwa sebagai anggota dari keluarga presiden, ia akan selalu berada dalam pengawasan publik. Namun, ini juga berarti dia harus berupaya lebih keras untuk menunjukkan bahwa dia layak untuk posisi tersebut dan ia melakukan dengan tulus untuk kepentingan rakyat Solo.

Akhirnya, Gibran menegaskan bahwa dia tidak melihat adanya “privilege” dalam perjalanannya menjadi pemimpin Solo. Sejauh ini, dia merasa telah bekerja keras dan berusaha untuk menghasilkan solusi terbaik bagi warga Solo. “Saya tidak merasa mendapatkan privilige. Saya merasa bahwa saya hanya mendapatkan kesempatan untuk melayani orang-orang di Solo, dan saya berharap dapat melakukan yang terbaik,” tutup Gibran.

Mencermati semua ini, tampaknya jelas bahwa Gibran berusaha untuk menjaga kepercayaan publik dan sebuah integritas diri. Dia tidak menolak bahwa menjadi bagian dari keluarga presiden dapat membuka pintu, namun dia menunjukkan bahwa dia akan berjuang untuk kepercayaan tersebut dan tidak akan menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *