Madzhab Hanafi, salah satu dari empat sekolah hukum Sunni yang dominan, memiliki pemahaman dan penafsiran hukum Islam yang unik dan berbeda dengan madzhab lainnya. Salah satu area dimana ini menjadi jelas adalah dalam pemahaman tentang konsep ‘fardhu’ dan ‘ijab’. Sementara kedua istilah ini digunakan dalam konteks ibadah agama, mereka memiliki aplikasi dan makna yang berbeda.
Fardhu Dalam Perspektif Madzhab Hanafi
Dalam terminologi agama Islam, ‘fardhu’ mengacu pada tugas atau kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap Muslim. Dalam konteks sholat, misalnya, ada lima sholat fardhu yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim yang sehat dan dewasa setiap hari.
Berdasarkan madzhab Hanafi, ‘fardhu’ ditambahkan dengan beberapa kualitas dan kondisi lain. Misalnya, menurut madzhab Hanafi, salah satu ‘fardhu’ dalam sholat adalah takbiratul ihram (takbir yang mengangkat status seseorang menjadi dalam status ibadah), dan tidak ada yang bisa menggantinya.
Ijab Dalam Perspektif Madzhab Hanafi
Dalam terminologi agama Islam, ‘ijab’ biasanya digunakan dalam konteks pernikahan, dan berarti ‘penawaran’ atau ‘proposal’. Biasanya, ini mengacu pada penawaran yang diberikan oleh wali dari pengantin wanita kepada pengantin pria.
Namun, dalam madzhab Hanafi, istilah ini memiliki pemahaman yang lebih luas dan bisa digunakan dalam berbagai konteks lain. Di sini, ‘ijab’ biasanya mengacu pada penetapan atau pelaksanaan suatu tindakan, apa pun itu, entah itu sholat, pernikahan, atau transaksi bisnis. Jadi, ‘ijab’ dalam madzhab Hanafi berarti pelaksanaan atau penetapan kewajiban hukum.
Perbandingan Fardhu dan Ijab
Jadi, apa perbedaan antara ‘fardhu’ dan ‘ijab’ dalam madzhab Hanafi? Sementara ‘fardhu’ merujuk pada tugas atau kewajiban yang harus dilakukan, ‘ijab’ mengacu pada keputusan untuk melakukan tugas atau kewajiban tersebut. ‘Fardhu’ lebih berkaitan dengan apa yang perlu dilakukan menurut hukum Islam, sementara ‘ijab’ berkaitan dengan bagaimana tugas atau kewajiban tersebut dipenuhi atau dilakukan.
Sebagai contoh, dalam konteks sholat, ‘fardhu’ bisa merujuk pada kewajiban untuk mengerjakan sholat, sementara ‘ijab’ bisa merujuk pada keputusan untuk memulai sholat.
Jadi, jawabannya apa? Meskipun keduanya terkait erat, ‘fardhu’ dan ‘ijab’ dalam madzhab Hanafi memiliki konsep dan aplikasi yang berbeda, masing-masing merujuk pada kewajiban dan pelaksanaan kewajiban tersebut dalam pandangan hukum Islam.