Tawaran kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW agar tidak berdakwah lagi merupakan sebuah peristiwa yang dipermasalahkan dalam sejarah awal penyebaran Islam yang terjadi di Mekkah. Peristiwa ini mencerminkan upaya golongan kafir Quraisy untuk menghentikan misi Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam yang mereka anggap mengancam kepercayaan dan tradisi mereka.
Konteks Peristiwa
Pada masa itu, Nabi Muhammad SAW berdiri sebagai utusan Allah SWT yang diutus untuk menyampaikan ajaran tauhid, yaitu mengajak manusia untuk menyembah Allah SWT satu-satunya dan meninggalkan penyembahan kepada berhala yang telah menjadi kepercayaan dan adat istiadat orang Quraisy. Dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW membuat mereka yang menerima ajaran Islam semakin bertambah, dan hal ini menjadi ancaman bagi golongan kafir Quraisy.
Tawaran Kafir Quraisy
Untuk menghentikan penyebaran Islam, kafir Quraisy mencoba berbagai cara, termasuk menawarkan berbagai hal kepada Nabi Muhammad SAW agar berhenti berdakwah. Ada beberapa tawaran yang diajukan oleh mereka, antara lain:
- Kekayaan – Kafir Quraisy menjanjikan untuk mengumpulkan kekayaan sebesar yang Nabi Muhammad SAW inginkan apabila berhenti berdakwah dan menyampaikan ajaran Islam.
- Kekuasaan – Mereka juga bersedia memberikan kedudukan politik dan kekuasaan kepada Nabi Muhammad SAW dengan menjadikannya pemimpin atau raja di Mekkah, asalkan berhenti menyebarkan ajaran Islam.
- Popularitas – Kafir Quraisy menawarkan status sosial dan popularitas dengan mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang paling berpengaruh di Mekkah.
- Perlindungan – Mereka juga menawarkan perlindungan yang kuat dari musuh-musuh Nabi Muhammad SAW dan garansi untuk menjaga kehormatannya.
- Perawatan Kesehatan – Jika ada penyakit yang menimpa Nabi Muhammad SAW, kafir Quraisy menawarkan pengobatan terbaik untuk kesembuhannya.
Sikap Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW menolak semua tawaran yang disampaikan oleh kafir Quraisy, karena ia mengutamakan dakwah dan menyebarkan ajaran Islam demi kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat. Sikap Nabi Muhammad SAW ini bisa diambil sebagai pelajaran dan teladan bagi umat Islam untuk memperjuangkan kebenaran dan melaksanakan dakwah dengan penuh ketulusan serta keikhlasan.
Dalam sebuah riwayat, disebutkan bagaimana pernah terjadi pertemuan antara Nabi Muhammad SAW dan Utbah bin Rabiah, salah satu tokoh Quraisy. Saat itu, Utbah mencoba mengajukan beberapa tawaran di atas, namun Nabi Muhammad SAW tetap meneguhkan hati dalam menyampaikan ajaran Islam. Beliau berkata, “…Andaikan mereka (kaum kafir Quraisy) menaruh matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan dakwah ini, niscaya aku tidak akan meninggalkannya hingga Allah memenangkan agama ini atau aku mati dalam menjalankannya.”
Kesimpulannya, peristiwa tawaran kafir Quraisy adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang menunjukkan betapa gigihnya Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan dakwah dan kebenaran, meski dihadapkan pada tawaran dunia yang sangat menggiurkan. Peristiwa ini menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam dalam menghadapi segala godaan dan juga pentingnya melaksanakan dakwah dengan penuh keikhlasan.