Efisiensi merupakan indikator penting dalam kegiatan ekonomi dan produksi. Ada dua jenis efisiensi yang biasa diukur, yaitu efisiensi fisik dan efisiensi ekonomis. Mari kita bahas konsep serta aplikasinya pada studi kasus toko pakaian milik Pak Ahmad.
Efisiensi Fisik
Efisiensi fisik mengukur kapasitas produksi suatu peralatan atau sistem dengan membandingkan output yang dihasilkan dengan input yang digunakan. Rumusnya sederhana:
Efisiensi Fisik = (Jumlah Output / Jumlah Input) x 100%
Dalam studi kasus ini, mesin jahit otomatis memiliki efisiensi fisik yang lebih tinggi dibandingkan pekerja manual. Alasannya adalah mesin jahit otomatis dapat menghasilkan lebih banyak pakaian (output) dalam satu hari dibandingkan pekerja manual.
Efisiensi Ekonomis
Efisiensi ekonomis adalah ukuran produktivitas dalam hal biaya. Dalam kata lain, efisiensi ekonomis mengukur berapa banyak output yang dihasilkan per satuan biaya. Rumusnya adalah:
Efisiensi Ekonomis = Jumlah Output / Biaya Produksi
Mari kita lihat efisiensi ekonomis dari dua pilihan produksi di toko pakaian Pak Ahmad:
Untuk mesin jahit otomatis:
Efisiensi Ekonomis = 100 potong / Rp 500.000 = 0,2 potong/Rp 1.000
Try to multiply our result by 1,000 to get the economic efficiency per Rp 1,000.
Untuk pekerja manual:
Efisiensi Ekonomis = 50 potong / Rp 100.000 = 0,5 potong/Rp 1.000
Jadi, meskipun mesin jahit otomatis memiliki efisiensi fisik yang lebih tinggi, pekerja manual memiliki efisiensi ekonomis yang lebih tinggi. Artinya, untuk setiap Rp 1.000 yang dihabiskan, pekerja manual mampu menghasilkan lebih banyak pakaian dibandingkan mesin jahit otomatis.
Setiap keputusan produksi harus mempertimbangkan baik efisiensi fisik maupun efisiensi ekonomis ini. Dalam kasus ini, Pak Ahmad perlu mempertimbangkan seberapa cepat pakaian perlu diproduksi (efisiensi fisik) vs berapa biaya yang bisa dia hemat (efisiensi ekonomis).