Minyak goreng dan air adalah dua substansi yang memiliki karakteristik fisik yang berbeda. Ketika keduanya berinteraksi, hasilnya seringkali menjadi subjek eksplorasi dalam ilmu fisika. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam interaksi antara minyak dan air adalah perbedaan massa jenis antara keduanya. Massa jenis (atau kerapatan) adalah ukuran berapa banyak massa yang terkandung dalam volume tertentu.
Massa jenis air adalah sekitar 1 gram per sentimeter kubik (g/cm³) pada suhu kamar, sedangkan minyak goreng kira-kira 0,92 g/cm³. Dengan kata lain, air memiliki massa jenis yang lebih besar dibandingkan minyak goreng. Jadi, apa yang terjadi ketika minyak goreng dituangkan ke dalam air?
Jawabannya berkaitan dengan prinsip Archimedes, yang menyatakan bahwa benda yang direndam dalam cairan akan mendapat gaya ke atas yang sebesar berat cairan yang dipindahkan. Dalam hal ini, minyak goreng, yang memiliki massa jenis lebih rendah, akan melayang atau mengapung di atas air. Ini disebabkan oleh fakta bahwa gaya gravitasi yang bekerja pada minyak goreng lebih lemah dibandingkan dengan gaya dorong ke atas yang disebabkan oleh air. Karena minyak goreng lebih ringan dari air, minyak tersebut akan terdorong ke atas dan akhirnya berada di atas permukaan air.
Namun, ada tambahan lagi. Minyak goreng dan air adalah dua zat yang tidak dapat mencampur karena sifat polaritas mereka. Air adalah molekul polar yang cenderung berinteraksi dengan zat lain yang juga polar, sedangkan minyak adalah non-polar. Molekul air lebih suka berbondong-bondong bersama daripada bercampur dengan minyak. Inilah alasan lain mengapa minyak dan air tidak mencampur dan minyak akan selalu mengapung di atas air.
Secara singkat, jika minyak goreng dituangkan ke dalam air yang massa jenisnya lebih besar, minyak akan mengapung di atas air. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor termasuk bahwa minyak memiliki massa jenis lebih rendah dari air dan juga karena sifat non-polar minyak yang tidak mencampur dengan air.