Dalam ilmu genetika, percobaan menyilang dua jenis tanaman adalah cara yang efektif untuk mempelajari bagaimana sifat diwarisi dan dinyatakan. Contoh nyata dari ini adalah perbandingan fenotipe pada generasi F2 (generasi keturunan kedua) setelah menyilangkan kacang kapri biji bulat warna cokelat dengan kacang kapri biji kisut warna putih.
Sebelum membahas perbandingan ini, perlu dipahami beberapa konsep penting genetika. Pada saat penyilangan, tanaman dengan biji bulat warna cokelat (dikodekan oleh dua alel dominan) disilangkan dengan tanaman dengan biji kisut warna putih (dikodekan oleh dua alel resesif).
Generasi F1
Sebagai hasil dari persilangan awal (P atau parental), kita akan mendapatkan generasi F1. Menggunakan hukum Mendel, kita akan melihat bahwa semua tanaman generasi F1 akan memiliki biji yang bulat dan cokelat karena mereka mewarisi satu alel dominan dan satu alel resesif.
Generasi F2
Namun, ketika tanaman ini disilangkan lagi (dengan diri mereka sendiri atau dengan saudara mereka), kita akan mendapatkan generasi F2. Oleh karena kombinasi alel yang berbeda yang dapat diterima oleh setiap tanaman, kita akan melihat variasi yang lebih besar dalam generasi ini.
Variasi ini akan mengikuti rasio Mendel, yang mana keturunan di generasi F2 akan menunjukkan perbandingan fenotipe 9:3:3:1 setelah menyilangkan tanaman F1 di antara diri mereka sendiri. Oleh karena itu, dari setiap 16 tanaman:
- 9 akan memiliki biji bulat dan cokelat (dikodekan oleh dua alel dominan atau satu alel dominan dan satu alel resesif)
- 3 akan memiliki biji bulat dan putih (dikodekan oleh dua alel dominan untuk bentuk dan dua alel resesif untuk warna)
- 3 akan memiliki biji kisut dan cokelat (dikodekan oleh dua alel resesif untuk bentuk dan dua alel dominan atau satu alel dominan dan satu alel resesif untuk warna)
- 1 akan memiliki biji kisut dan putih (dikodekan oleh dua alel resesif untuk kedua sifat)
Dengan demikian, persilangan kacang kapri biji bulat warna cokelat dengan kacang kapri biji kisut warna putih menghasilkan variasi fenotipe pada generasi F2 dengan rasio mendelian 9:3:3:1, mendemonstrasikan bagaimana alel dominan dan resesif bekerja dalam pewarisan sifat. Fenomena ini adalah dasar dalam prinsip genetika dan digunakan untuk meramalkan hasil dari persilangan antara individu dengan genotipe tertentu.