Sekolah

Kalau Mau Makan Sukun Jangan Lupa Makan Kedondong, Kalau Mau Hidup Rukun Jangan Lupa Tolong Menolong: Tentukan Amanat Dalam Pantun Tersebut

×

Kalau Mau Makan Sukun Jangan Lupa Makan Kedondong, Kalau Mau Hidup Rukun Jangan Lupa Tolong Menolong: Tentukan Amanat Dalam Pantun Tersebut

Sebarkan artikel ini

Pantun adalah bentuk puisi lama yang berkembang di wilayah Melayu. Dalam bentuk dan makna, pantun mengandung nilai-nilai luhur dan pesan moral yang mendalam. Salah satu contoh pantun yang populer adalah “Kalau mau makan sukun jangan lupa makan kedondong, kalau mau hidup rukun jangan lupa tolong menolong”. Dalam pantun ini, terkandung amanat dan pesan moral yang bisa kita ambil dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman Makna dan Amanat Pantun

Bagian pertama pantun, “Kalau mau makan sukun jangan lupa makan kedondong,” adalah sampiran yang berfungsi sebagai pembuka dan metapor dari bagian kedua. Sukun dan kedondong sama-sama adalah buah yang biasa dimakan oleh masyarakat. Maka dari itu, pesan yang terkandung dalam pribahasa tersebut adalah adanya keseimbangan dalam menyikapi kehidupan.

Dalam konteks ini, sukun bisa diartikan sebagai simbol dari sesuatu yang kita inginkan atau tujuan kita, sedangkan kedondong bisa diartikan sebagai proses atau usaha yang harus kita lalui untuk mencapai tujuan tersebut. Belajar dari makna ini, kita harus selalu ingat bahwa dalam mencapai apa pun yang kita inginkan dalam hidup, tidak ada yang instan. Kita harus bersusah payah dan melalui berbagai proses untuk mendapatkannya.

Bagian kedua, “Kalau mau hidup rukun jangan lupa tolong menolong,” adalah bagian isi yang di dalamnya terdapat amanat atau pesan moral dari pantun ini. Hidup rukun berarti hidup dalam harmoni dan perdamaian bersama orang lain. Untuk mencapai hal tersebut, kita perlu saling membantu dan menolong satu sama lain.

Amanat dari pantun ini adalah menekankan pentingnya saling tolong-menolong dalam menjalin keharmonisan hidup bermasyarakat. Itulah esensi dari hidup rukun, di mana egoisme dihilangkan dan digantikan oleh kebersamaan dan gotong royong.

Untuk itulah, apabila kita ingin hidup rukun dan damai dalam masyarakat, jangan pernah lupa untuk selalu menolong dan memahami sesama. Karena sesungguhnya, perasaan damai dan harmonis yang kita rasakan berasal dari kepuasan hati ketika kita bisa menolong orang lain.

Kesimpulan

Pantun “Kalau mau makan sukun jangan lupa makan kedondong, kalau mau hidup rukun jangan lupa tolong menolong” memiliki amanat dan pesan moral yang mendalam. Pantun ini mengajarkan kita tentang pentingnya proses dalam mencapai tujuan dan pentingnya tolong menolong untuk menciptakan kehidupan yang rukun dan harmonis. Jadi, jawabannya apa? Amanat dalam pantun ini adalah kita perlu menghargai proses dalam meraih tujuan dan senantiasa menjaga keharmonisan dalam hidup kita dengan cara saling menolong.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *