Kesenian adalah bentuk ekspresi manusia dalam bentuk visual, auditory, atau kinerja yang mengandung elemen estetika. Karya seni semata-mata terletak pada kepentingan estetik sering kali disebut “Art for Art’s Sake” atau dalam bahasa Prancisnya, “L’art pour l’art”. Prinsip ini menganggap seni sebagai tujuan independen dari segala bentuk etika, ajaran moral, atau pesan politik.
Art for Art’s Sake: Pandangan Filosofis
Penekanan pada konsep ‘Art for Art’s Sake’ merujuk kepada penekanan pada kebebasan seniman dalam menghasilkan karya. Seniman berhak untuk mengekspresikan pandangannya melalui karya seni tanpa harus mengabdikan diri pada tujuan praktis maupun moral tertentu. Prinsip ini mendorong unsur imajinatif, orisinalitas, dan inventif.
Menurut pandangan ini, karya seni seharusnya dinikmati berdasarkan kecantikan intrinsiknya. Kesenangan estetik yang diberikannya dianggap sebagai satu-satunya tujuan dari seni. Misalnya, seorang seniman mungkin menciptakan lukisan yang tidak berarti lebih dari sekedar merayakan bentuk dan warna.
Sejarah dan Perkembangan Konsep
Konsep ‘Art for Art’s Sake’ berkembang pada abad ke-19 sebagai respon terhadap gagasan bahwa seni harus memiliki fungsi sosial atau moral. Beberapa kalangan masyarakat menentang pandangan ini dan mempromosikan gagasan bahwa seni harus bebas dari tujuan praktis atau moral.
Gerakan-gerakan seni seperti Aestheticism di Inggris dan Symbolisme di Prancis adalah contoh awal dari pendukung prinsip ini. Contoh dari seniman yang dikenal dengan prinsip ini termasuk James Whistler dan Oscar Wilde.
Kritik terhadap ‘Art for Art’s Sake’
Tidak semua orang setuju dengan konsep ‘Art for Art’s Sake’. Kritik utama terhadap pandangan ini adalah bahwa seni memiliki tanggung jawab untuk mencerminkan, menantang, atau bahkan merubah keadaan sosial dan politik. Para kritikus berpendapat bahwa seni juga harus memiliki fungsi praktis dan menganggap konsep ‘Art for Art’s Sake’ sebagai bentuk benteng bagi elitisme.
Penutup
Dalam pandangan ‘Art for Art’s Sake’, nilai seni ada pada keindahannya sendiri dan bukan pada makna atau pesan yang ingin disampaikan. Namun, ini tidak berarti bahwa seni jenis ini tidak dapat menyampaikan pesan atau memiliki makna. Ini sekadar mengemukakan bahwa keindahan adalah tujuan utama dan mungkin satu-satunya aspek penting dalam karya tersebut. Seperti setiap aspek lainnya dalam seni, konsep ‘Art for Art’s Sake’ juga memiliki penganut dan penentangnya.