Pendidikan, sebagai aspek utama dalam kehidupan manusia, berperan penting dalam membentuk karakter dan pola pikir seorang anak. Pendidikan bukanlah hal yang terisolasi, tetapi produk yang hasilnya terbentuk oleh berbagai faktor, salah satunya adalah lingkungan pendidikan informal. Lingkungan pendidikan informal bisa didefinisikan sebagai setting atau lingkungan dimana proses pembelajaran berlangsung diluar institusi pendidikan formal seperti sekolah.
Perlu dipahami bahwa konsep pendidikan bukan hanya berpusat pada pendidikan formal yang mendapatkan perhatian utama seperti belajar di sekolah. Kegiatan belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas, namun juga di luar kelas atau sekolah, dalam bentuk pendidikan informal. Dalam konteks ini, lingkungan pendidikan informal sangat berperan dalam menentukan keberhasilan pendidikan formal seorang anak.
Untuk memahami hal tersebut lebih jauh, kita bisa melihat ke sebuah wilayah di daerah A. Di daerah ini, anak-anak dilibatkan dalam berbagai kegiatan komunitas setelah sekolah. Kegiatan-kegiatan ini bisa berupa pelatihan keterampilan, pertemuan diskusi, atau kegiatan seni dan olahraga. Kegiatan-kegiatan ini (pendidikan informal) telah berkontribusi besar pada perkembangan kognitif dan sosial mereka, yang pada akhirnya berimbas pada prestasi mereka di sekolah (pendidikan formal).
Di sisi lain, daerah B, kurangnya aktivitas atau platform pendidikan informal menjadi kendala dalam peningkatan kualitas pendidikan anak-anak. Faktanya menunjukkan bahwa keberadaan dan kualitas keterlibatan dalam pendidikan informal memiliki efek langsung pada kualitas pendidikan formal.
Dalam konteks ini, penting sekali bagi masyarakat, khususnya orang tua dan pihak sekolah, untuk memahami bahwa pendidikan anak tidak bisa terpisahkan antara pendidikan formal dan informal. Keduanya perlu berjalan beriringan dan saling mendukung untuk mencapai hasil yang optimal.
Jadi, jawabannya apa? Keberhasilan pendidikan formal anak sangat dipengaruhi oleh situasi lingkungan pendidikan informal. Hal ini terbukti dengan pada performa anak-anak di daerah A yang melibatkan diri dalam kegiatan belajar informal berbanding lurus dengan peningkatan prestasi di sekolah. Sementara kurangnya kegiatan belajar informal di daerah B berdampak pada kualitas pendidikan formal mereka. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak yang terlibat dalam pendidikan anak, untuk meminimalkan gap ini dan menciptakan lingkungan belajar informal yang mendorong perkembangan dan pemahaman anak.