Internal control adalah suatu sistem yang secara langsung mendukung kinerja organisasi agar mencapai tujuan yang ada. Namun, tak jarang terdapat kelemahan dalam sistem internal control yang malah menjadi penghambat capaian tersebut. Kelemahan-kelemahan ini disebut Defisiensi Kontrol.
Definisi Defisiensi Kontrol
Defisiensi kontrol adalah suatu kelemahan dalam suatu proses, prosedur atau aktivitas yang berpotensi mencegah organisasi atau unit organisasi mewujudkan tujuannya. Oleh karena itu, defisiensi kontrol adalah hambatan yang dapat mengurangi efektivitas atau efisiensi operasional, menimbulkan pelanggaran terhadap hukum dan regulasi, atau merusak reputasi organisasi.
Alasan Kemunculan Defisiensi Kontrol
Beberapa alasan mengapa defisiensi kontrol bisa terjadi antara lain:
- Kekurangan dalam pembuatan dan penerapan prosedur dan kebijakan yang tepat.
- Absennya pelatihan yang cukup bagi karyawan tentang cara kerja dan pentingnya kontrol internal.
- Kurangnya seperangkat ketrampilan dan perspektif di tim yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan efektif.
- Kurangnya pemahaman atau komunikasi tentang tujuan dan sasaran organisasi atau unit dalam organisasi.
Contoh Defisiensi Kontrol
Berikut adalah beberapa contoh defisiensi kontrol:
- Karyawan yang tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang prosedur dan proses yang harus mereka ikuti.
- Pengawasan yang tidak efektif atau tidak ada sama sekali, memungkinkan karyawan untuk mengabaikan prosedur atau membuat kesalahan tanpa diketahui.
- Tidak ada pemisahan tugas yang jelas, sehingga satu orang atau tim bisa menguasai dan mengendalikan suatu proses dari awal hingga akhir, yang berpotensi menimbulkan penyalahgunaan atau kecurangan.
Masing-masing organisasi atau unit organisasi harus berupaya mengidentifikasi dan meminimalisir defisiensi kontrol ini agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan dengan efektif dan efisien. Dengan demikian, peningkatan internal control menjadi hal yang penting dan krusial dalam setiap organisasi.