Artikel ini berfokus pada penjelasan mengenai “kelompok yang didefinisikan secara sosial atas dasar kriteria fisik”. Bagian ini merujuk kepada konsep ras, etnisitas, dan fenoipe dalam konteks sosial dan budaya.
Ras
Ras adalah kategori yang sering digunakan untuk membedakan penduduk dunia berdasarkan ciri fisik. Menurut UNESCO, ras belum dapat didefinisikan secara ilmiah dan merupakan konsep yang bersifat sosial budaya. Meskipun begitu, dalam kenyataannya, masyarakat masih sering menggunakan ras sebagai pembeda individu atau kelompok berdasarkan ciri fisik tertentu seperti warna kulit, bentuk hidung, bentuk mata, jenis rambut, dan lainnya.
Namun, penyandaran kriteria fisik sebagai alat penggolongan kaum rasial seringkali menimbulkan stereotip, prasangka, dan diskriminasi. Oleh karena itu, pendekatan ras dalam mengidentifikasi kelompok sosial berdasarkan kriteria fisik kerap dipertimbangkan ulang.
Etnisitas
Etnisitas merujuk pada pengelompokan individu berdasarkan kesamaan budaya, bahasa, sejarah, agama, dan lain-lain. Meski seringkali berhubungan dengan ciri fisik tertentu yang umumnya ada dalam sebuah kelompok budaya, etnisitas tidak selalu terikat pada ciri fisik. Faktanya, etnisitas lebih mengarah ke identitas sosial yang dibentuk oleh sejarah dan pengalaman bersama.
Contoh etnisitas misalnya, orang Jawa, orang Sunda, orang Bugis, atau orang Banjar di Indonesia yang masing-masing memiliki ciri khas fisik, bahasa, adat istiadat, dan sejarah yang menjadi identitas mereka.
Fenotipe
Secara genetis, fenotipe merujuk pada ciri fisik yang dapat diamati pada seorang individu. Fenotipe manusia dapat berupa warna rambut, bentuk mata, warna kulit, dan lainnya. Fenotipe seringkali menjadi dasar dalam pengelompokan sosial, tetapi perlu diingat bahwa variasi genetik manusia jauh lebih kompleks daripada apa yang dapat diamati melalui fenotipe.
Dalam konteks sosial, fenotipe bisa digunakan untuk mengelompokkan individu ke dalam kelompok-kelompok tertentu. Namun, sama seperti ras, penggolongan berbasis fenotipe juga dapat berpotensi menimbulkan diskriminasi dan prasangka.
Singkatnya, definisi kelompok yang didefinisikan secara sosial atas dasar kriteria fisik biasanya merujuk ke konsep ras, etnisitas, dan fenotipe. Walaupun demikian, kita perlu berhati-hati dalam menggunakan kriteria fisik untuk membedakan kelompok manusia, karena hal ini bisa menimbulkan diskriminasi dan stereotipe.