Diskusi

Kemerdekaan Memeluk Agama dan Beribadat Menurut Agama dan Kepercayaan Masing-Masing Pasal

×

Kemerdekaan Memeluk Agama dan Beribadat Menurut Agama dan Kepercayaan Masing-Masing Pasal

Sebarkan artikel ini

Pendahuluan

Kebebasan atau kemerdekaan dalam memeluk suatu agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing merupakan bagian yang abstrak namun sangat vital dari hak asasi manusia. Pasal-pasal yang tersebar dalam berbagai hukum dan konstitusi pada berbagai negara mencerminkan pengakuan ini dalam bentuk yang paling konkret.

Kebebasan Beragama: Nilai Universal

Hak untuk memeluk, mengubah, atau tidak mengadopsi agama atau kepercayaan adalah hak yang melekat pada semua individu, tidak memandang ras, jenis kelamin, kebangsaan, atau status sosio-ekonomi mereka. Artinya, setiap orang berhak untuk merasa bebas dalam pemilihan dan praktik agamanya sendiri.

Pasal-pasal tentang Kebebasan Beragama dan Beribadat

Pasal yang berkenaan dengan kebebasan beragama dan beribadat dapat dijumpai di berbagai undang-undang dan konstitusi dari negara-negara di seluruh dunia. Misalnya, dalam negara-negara yang meratifikasi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM), pasal 18 menegaskan hak ini.

Menurut pasal tersebut, “Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, berhati nurani dan beragama; hak ini mencakup kebebasan untuk mengubah agamanya atau keyakinannya dan kebebasan untuk, baik sendiri maupun dalam persekutuan dengan orang lain dan dalam masyarakat, secara terbuka atau pribadi, menunjukkan agamanya atau kepercayaannya dalam ibadah, pengajaran, praktik dan ritual.”

Banyak juga negara yang mencantumkan sejenis hak kebebasan beragama dan beribadat dalam konstitusi mereka sendiri. Contohnya, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 29 ayat 2 mencantumkan, “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”

Implikasi

Hak kebebasan beragama dan beribadat menuntut penghormatan dan perlindungan dari negara dan individu lain. Perlunya edukasi antar-kepercayaan dan sikap saling menghargai menjadi sangat krusial dalam melanggengkan harmoni kehidupan beragama di masyarakat.

Kesimpulan

Kebebasan beragama dan beribadat merupakan hak asasi manusia yang universal dan diakui oleh berbagai negara melalui pasal-pasal dalam konstitusi mereka. Menghargai hak ini merupakan kunci untuk mencapai masyarakat yang harmonis dan toleran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *