Diskusi

Kenapa Para Ulama Meramal Umur Umat Islam 1500 M Padahal Meramal Hukumnya Dosa Besar?

×

Kenapa Para Ulama Meramal Umur Umat Islam 1500 M Padahal Meramal Hukumnya Dosa Besar?

Sebarkan artikel ini

Sebelum memulai pembahasan ini, penting untuk memahami bahwa ramalan bukanlah bidang yang diperbolehkan dalam agama Islam. Dalam banyak hadis dan ayat Al-Qur’an, teladan Nabi Muhammad menyatakan bahwa ramalan, termasuk upaya memprediksi masa depan, hukumnya dosa besar dan bukan milik manusia.

Namun, pertanyaan yang penting muncul: “Mengapa beberapa ulama meramalkan bahwa umur umat Islam adalah 1500 Masehi?” Ini tentu paradoks karena pada satu sisi, meramal dilarang dalam hukum Islam, tetapi di sisi lain, beberapa ulama meramalkan hal ini.

Pertama-tama, perlu dipahami bahwa konsep “umur” dalam konteks ini didefinisikan sebagai periode waktu yang diterima umat manusia sebelum hari kiamat. Angka 1500 M yang disebutkan dalam beberapa Hadis dan kitab-kitab ulama berdasarkan interpretasi mereka terhadap sumber-sumber agama.

Misalnya, ulama terkenal Imam Al-Suyuti dalam karya tulisnya yang berjudul “Al-Kashf ‘an Mujawazat Hazihi al-Ummah al-Alf”, berpendapat bahwa umur umat Islam adalah seribu tahun berdasarkan beberapa hadis dan ayat Al-Qur’an. Namun, dia juga menambahkan lima ratus tahun lagi berdasarkan Hadis lain yang mengindikasikan bahwa kemuliaan umat Islam akan kembali dalam periode tersebut.

Tentu saja, pendapat ini telah menjadi subjek banyak perdebatan dan diskusi di kalangan ulama sepanjang sejarah. Namun, nilai penting dari ungkapan ini, apakah 1000 atau 1500 tahun, adalah untuk mengingatkan umat Islam bahwa waktu dunia ini terbatas dan bahwa mereka harus menggunakan waktu mereka dengan bijak untuk beribadah dan bekerja untuk kehidupan akhirat mereka.

Kedua, ramalan yang dibuat oleh para ulama ini berdasarkan hadis dan ayat-ayat Al-Qur’an, yang artinya mereka memberikan interpretasi mereka dan bukan meramal masa depan dalam pandangan yang biasa kita pahami. Oleh karena itu, walau tampak menyalahi hukum dalam pandangan ramalan, namun dalam pandangan mereka, ini adalah interpretasi dan pemahaman terhadap kitab suci.

Sebagai satu catatan penutup, penting untuk diingat bahwa hanya Allah yang mengetahui waktu pasti dari kiamat. Ramalan atau interpretasi apapun, tidak peduli seberapa meyakinkan, sejatinya tidak lebih dari pendugaan belaka. Oleh karena itu, selalu penting bagi seorang Muslim untuk fokus pada ibadah dan amal baik mereka daripada khawatir atau fokus pada ramalan tentang kapan hari kiamat akan datang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *