Diskusi

Kerajaan Bercorak Budha yang Terdapat di Jawa Tengah Adalah

×

Kerajaan Bercorak Budha yang Terdapat di Jawa Tengah Adalah

Sebarkan artikel ini

Jawa Tengah merupakan tanah yang subur bagi berbagai kerajaan di masa lalu. Salah satunya adalah kerajaan bercorak Budha. Kerajaan ini tidak hanya memiliki kekayaan material yang melimpah, tetapi juga kekayaan spiritual dan kultural yang kaya. Di antara berbagai kerajaan yang berdiri di tanah Jawa, ada satu kerajaan bercorak Budha yang cukup terkenal, yaitu Kerajaan Mataram Kuno.

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan yang berdiri sekitar abad ke-8 hingga abad ke-10 Masehi. Kerajaan ini berpusat di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur sekarang. Kerajaan ini dikenal karena pengaruh kuat agama Budha pada masa pemerintahannya.

Agama Budha di Kerajaan Mataram Kuno sangat membekas dan memberikan banyak pengaruh pada kehidupan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dari berbagai peninggalan sejarah berupa candi-candi budha yang tersebar di wilayah Jawa Tengah, seperti Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon.

Pengaruh Budha di Kerajaan Mataram Kuno bukan hanya terlihat pada candi-candi tersebut, tetapi juga pada seni, budaya, dan gaya hidup masyarakatnya. Sastra, misalnya, sangat dipengaruhi oleh ajaran Budha. Salah satu contoh termasyhur adalah kakawin Arjunawijaya yang ditulis oleh Mpu Prapanca, seorang penulis dan pendeta Budha pada masa itu.

Penutup

Meski telah runtuh, Kerajaan Mataram Kuno dan pengaruh Budhismenya masih sangat hidup dalam bentuk candi-candi besarnya di Jawa Tengah. Sebagai contoh, Candi Borobudur yang menjadi salah satu warisan budaya dunia dan menjadi destinasi wisata penting di Indonesia. Maka, tidak salah jika mengatakan Kerajaan Mataram Kuno sebagai kerajaan bercorak Budha yang terdapat di Jawa Tengah.

Jadi, jawabannya apa? Kerajaan bercorak Budha yang terdapat di Jawa Tengah adalah Kerajaan Mataram Kuno. Berdiri di abad 8-10 Masehi, kerajaan ini menuangkan pengaruh Budha dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya, dari arsitektur hingga sastra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *