Kerajaan Goa-Tallo, dikenal juga sebagai Kerajaan Makassar, adalah entitas politik yang signifikan dalam sejarah Nusantara, khususnya Sulawesi Selatan, selama abad pertengahan. Pertemuan ini memunculkan era baru dalam struktur politik dan administratif kerajaan, mempengaruhi struktur social dan budaya.
Sejarah Gabungan
Kerajaan Goa dan Kerajaan Tallo adalah kerajaan yang berdiri sendiri sebelum tanggal persatuan. Goa, yang terletak di pedalaman, lebih berfokus pada produksi pangan seperti padi dan sagu. Sementara itu, Tallo, yang berada di tepi laut, memiliki struktur ekonomi yang didukung oleh perdagangan maritim, perikanan, dan industri terkait laut.
Gabungan ini diperkenalkan oleh I Mallingkaang Daeng Manrabbia atau Raja Gowa X dan Karaeng Matoaya atau Raja Tallo VII pada 16 November 1582. Menurut catatan sejarah lokal yang disebut “Lontara Bilang”, implementasi dari persekutuan ini adalah bahwa raja Gowa dan Tallo memegang kendali penuh atas wilayah mereka masing-masing, tetapi dalam hal eksternal, Raja Gowa berfungsi sebagai penguasa tunggal.
Kenapa Bergabung?
Selama abad pertengahan, Sulawesi Selatan memang dikenal dengan berbagai kerajaan lokal yang memiliki struktur mandiri. Gabungan ini meunculkan era politik dalam kerajaan. Motivasi utama di balik integrasi Kerajaan Gowa dan Tallo adalah untuk mencapai stabilitas politik dan ekonomi yang lebih besar dan memperkuat posisi di kawasan ini.
Raja Bergelar
Raja Gowa-Tallo atau Makassar bergelar “Karaeng” atau “Tuanku”. Ini adalah gelar tradisional yang digunakan oleh para penguasa di wilayah ini. Rajanya yang paling terkenal adalah Sultan Hasanuddin, yang berjuang melawan VOC Belanda.
Sultan Hasanuddin mendapat gelar “Ayam Jantan dari Timur” dari VOC karena keberaniannya. Dia memerintahkan selama tiga dekade, dari 1653 hingga 1669, dan kerajaannya memainkan peran besar dalam penentangan terhadap ekspansi kolonial Belanda.
Dampak dan Warisan
Pembentukan kerajaan Makassar ini mempengaruhi dinamika sosio-politik Sulawesi Selatan dan Nusantara pada umumnya. Ikatan ini memungkinkan kerajaan untuk berkembang dan berekspansi, mencapai kejayaan pada abad ke-17 dengan mendominasi perdagangan di wilayah timur Indonesia.
Kerajaan Gowa-Tallo atau Makassar mewakili titik penting dalam sejarah Nusantara. Mereka memberikan perlawanan keras terhadap kolonial Belanda, mempengaruhi perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Gabungan ini dan kerajaan-kerajaan yang berdiri di kawasan ini menjadikan Sulawesi Selatan tempat yang signifikan dalam sejarah Indonesia dan Nusantara pada umumnya.