Dalam perkembangan kognitif anak, salah satu tahap penting adalah kemampuan untuk memvisualisasikan benda konkret dalam pikiran. Kemampuan ini sering disebut sebagai ‘pemikiran konkret’ dan pada umumnya mulai muncul sekitar usia 7 hingga 12 tahun. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang apa yang terjadi ketika anak sudah mampu melakukannya, pentingnya kemampuan ini, serta cara menumbuhkannya.
Pengertian Pemikiran Konkret
Sebelum kita membahas lebih lanjut, ada baiknya kita mengerti dulu apa yang dimaksud dengan pemikiran konkret. Istilah ini berasal dari teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Menurut beliau, pemikiran konkret adalah tahap di mana anak mulai memahami dan menginterpretasikan pengalaman mereka dengan benda dan situasi konkret.
Anak pada tahap ini biasanya mulai bisa memvisualisasikan benda konkret dalam pikiran mereka, meskipun benda tersebut tidak ada di depan mata. Misalnya, jika anda meminta mereka untuk membayangkan seorang gadis dengan pakaian merah yang sedang duduk di atas gendongan ayahnya, mereka bisa membayangkan situasi tersebut dengan cukup jelas dalam pikirannya.
Pentingnya Pemikiran Konkret
Pemikiran konkret adalah bagian penting dari perkembangan kognitif karena membantu anak dalam beberapa aspek. Pertama, kemampuan ini membantu anak lebih memahami konsep konsep yang ada di dunia sekitar mereka. Anak bisa mulai memahami konsep seperti waktu, ukuran, dan jumlah yang sebelumnya mungkin sulit dimengerti.
Kedua, ini juga membantu meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. Anak dengan pemikiran konkret biasanya lebih baik dalam membuat rencana dan menganalisis situasi. Mereka bisa memvisualisasikan berbagai skenario yang bisa terjadi dan memilih skenario terbaik.
Ketiga, ini membantu dalam pengembangan kemampuan membaca dan menulis. Dengan bisa memvisualisasikan benda dan situasi dalam pikiran, anak bisa lebih mudah memahami cerita yang mereka baca atau menulis cerita sendiri.
Cara Menumbuhkan Pemikiran Konkret
Dalam perkembangan anak, pemikiran konkret biasanya muncul dengan sendirinya. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua atau pendidik untuk membantu proses ini:
- Meningkatkan interaksi dengan lingkungan. Biarkan anak bermain, bereksperimen, dan menjelajahi dunia sekitar mereka. Semakin banyak pengalaman yang mereka miliki, semakin banyak konsep yang bisa mereka pelajari dan visualisasikan.
- Mengajarkan konsep dalam konteks. Jangan hanya mengajarkan konsep abstrak, tapi sampaikan dalam konteks yang relevan dan mudah dimengerti anak.
- Membaca bersama. Membaca cerita adalah cara yang baik untuk membantu anak memvisualisasikan benda dan situasi dalam pikiran.
- Bermain peran. Dengan bermain peran, anak bisa mempraktekkan kemampuan mereka untuk memvisualisasikan skenario dan memahami perspektif orang lain.
Dengan pemahaman dan perhatian yang tepat, anak-anak dapat berhasil melalui tahap pemikiran konkret ini dan terus mengembangkan kognisi mereka ke tahap berikutnya, pemikiran formal, yang melibatkan penalaran abstrak dan logis. Dengan cara ini, mereka bisa terus tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang seimbang dan cerdas.