Pegas adalah salah satu contoh benda yang bisa menyimpan energi potensial. Fenomena yang kerap kita lihat sehari-hari ini ternyata memiliki konsep fisika yang menarik dibahas secara lebih detail, yaitu tentang perubahan energi yang terjadi ketika pegas diregangkan dan setelahnya dilepas kembali.
Bagaimana Pegas Menyimpan dan Melepaskan Energi?
Ketika pegas direntangkan, ia menyimpan energi dalam bentuk potensial elastis. Energi elastis adalah energi yang disimpan dalam benda yang diregangkan atau dikompresi. Jadi, ketika kita meregangkan pegas, kita melakukan usaha untuk memperluas benda itu, dan energi dari usaha tersebut disimpan dalam bentuk energi potensial elastis dalam pegas.
Apabila pegas dilepas setelah diregangkan, energi potensial elastis yang tersimpan tadi akan berubah menjadi energi kinetik. Energi kinetik adalah energi yang dihasilkan oleh benda yang bergerak. Dalam hal ini, pegas yang bergerak.
Rumus Energi Potensial Elastis dan Energi Kinetik
Energi potensial elastis (EPE) benda elastis seperti pegas dapat dihitung dengan rumus:
EPE = 1/2 k x²
dengan ‘k’ adalah konstanta pegas dan ‘x’ adalah perubahan posisi dari posisi semula (perentangannya).
Sementara itu, energi kinetik (EK) bisa dihitung dengan rumus:
EK = 1/2 m v²
dengan ‘m’ adalah massa benda dan ‘v’ adalah kecepatannya.
Dalam kerangka teori konservasi energi, jumlah energi dalam suatu sistem akan selalu konstan. Dengan kata lain, jika EPE berubah menjadi EK, maka jumlah total energi sistem (ETE = EPE + EK) sebelum dan setelah pegas dilepas akan sama.
Kesimpulan
Dalam konsep fisika, perubahan energi yang terjadi ketika pegas direntangkan dan kemudian dilepas kembali adalah transformasi dari energi potensial elastis menjadi energi kinetik. Jika dilihat dari sudut pandang konservasi energi, jumlah energi total dalam sistem sebelum dan sesudah pegas dilepas akan selalu sama. Secara sederhana, energi yang kita gunakan untuk meregangkan pegas, nantinya akan kembali dalam bentuk gerakan pegas ketika dilepas.