Utsman bin Affan, seorang sahabat dekat Nabi Muhammad SAW dan juga menantu beliau, dikenal dalam sejarah Islam sebagai pemimpin yang bijak dan lembut hati. Ia adalah khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin, pemimpin yang memegang kekuasaan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Utsman bin Affan mendapat gelar al-Dzun Nurain yang memiliki makna penting.
Istilah Dzun Nurain diperoleh dari dua kata dalam bahasa Arab: Dzun, yang berarti “pemilik” atau “orang yang memiliki”, dan Nurain, yang berarti “dua cahaya”. Jadi, jika digabungkan, Dzun Nurain berarti “orang yang memiliki dua cahaya”.
Lalu, apa arti dua cahaya ini? Dua cahaya yang dimaksud dalam gelar ini merujuk kepada dua orang putri Nabi Muhammad SAW, Ruqayyah dan Ummu Kultsum, yang menjadi istri dari Utsman bin Affan.
Utsman bin Affan adalah suami dari Ruqayah terlebih dahulu. Setelah Ruqayah wafat, Nabi Muhammad SAW menikahkan putri bungsunya, Ummu Kultsum, kepada Utsman. Oleh karena itulah, Utsman disebut dengan gelar Dzun Nurain atau “pemilik dua cahaya”, mengacu kepada dua putri Rasulullah SAW yang menjadi istrinya.
Melalui gelar ini, Utsman bin Affan dikenal sebagai orang yang sangat dekat dengan Nabi Muhammad SAW, dan juga mendapat kehormatan khusus sebagai menantu dua kali dari Nabi.
Gelarnya, Dzun Nurain, bukan hanya sekedar title. Ini adalah simbol penghargaan tinggi dan penanda dari posisi berharga Utsman di dalam komunitas Muslim. Hal ini juga menunjukkan hubungan kekeluargaan yang erat antara Utsman dan Nabi Muhammad SAW, yang tentunya berdampak pada kepemimpinannya sebagai khalifah.
Dengan demikian, gelar Dzun Nurain menjadi simbol dari karakter istimewa Utsman bin Affan, bukan hanya sebagai khalifah, namun juga sebagai sahabat dan menantu Nabi Muhammad SAW.