Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan memiliki pijakan filosofi yang mendalam. Bagi beliau, budi pekerti bukan saja dimaknai sebagai tingkah laku moral yang baik, tetapi juga sebagai kemampuan kodrat manusia yang berkaitan erat dengan biologis individu. Lebih jauh, beliau menegaskan bahwa budi pekerti berperan vital dalam menentukan karakter seseorang. Tanggung jawab ini terletak pada bagian biologis tertentu dalam tubuh manusia. Akan tetapi, ada satu bagian yang tidak termasuk dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara sebagai bagian biologis yang mempengaruhi budi pekerti.
Sebelum kita membahas lebih jauh bagian mana yang tidak diperhitungkan oleh Ki Hadjar Dewantara, kita perlu memahami apa yang beliau maksud dengan bagian biologis. Istilah bagian biologis di sini merujuk pada aspek genetik dan neurologis di dalam tubuh manusia yang menjadi dasar perkembangan perilaku dan karakter.
Aspek genetik mencakup seluruh gen yang terkandung dalam DNA manusia. Gen-gen ini berperan dalam menentukan sifat-sifat fisik dan karakteristik perilaku individu. Sebagai contoh, gen tertentu telah ditemukan berkaitan dengan perilaku agresif, sementara gen lainnya berkaitan dengan empati dan sosialisasi.
Sementara itu, aspek neurologis merujuk pada struktur dan fungsi otak. Penelitian telah membuktikan bahwa otak juga berperan dalam menentukan perilaku dan karakter manusia. Struktur otak seperti amigdala, hipotalamus, dan prefrontal cortex terlibat dalam mengatur emosi, impuls, dan perilaku sosial.
Namun, ada satu bagian biologis yang tidak termasuk dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara mengenai pengaruh biologis terhadap budi pekerti, yakni sistem pencernaan. Meski penelitian modern telah menunjukkan adanya hubungan antara sistem pencernaan dan emosi (disebut sebagai “otak kedua”), Ki Hadjar Dewantara tampaknya tidak memasukkan sistem pencernaan sebagai bagian biologis yang berperan dalam menentukan budi pekerti.
Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai neurogastroenterologi pada zaman Ki Hadjar Dewantara, atau mungkin beliau beranggapan bahwa pengaruh sistem pencernaan terhadap budi pekerti tidak sebesar genetik dan neurologi. Bagaimanapun juga, pandangan Ki Hadjar Dewantara menunjukkan betapa pentingnya pendidikan budi pekerti dan peningkatan pemahaman kita tentang biologi serta pengaruhnya terhadap perilaku dan karakter manusia.
Jadi, jawabannya apa? Bagian biologis yang tidak termasuk dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang budi pekerti adalah sistem pencernaan.