Sosial

Kitab Sutasoma Dikarang oleh Seorang Pujangga Kerajaan Majapahit yang Bernama siapa?

×

Kitab Sutasoma Dikarang oleh Seorang Pujangga Kerajaan Majapahit yang Bernama siapa?

Sebarkan artikel ini

Kitab Sutasoma adalah sebuah karya sastra Jawa Kuno yang sangat penting dan dipenuhi makna filosofis mendalam. Karya ini berperan penting dalam sejarah kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Indonesia. Namun, siapakah sosok di balik penulisan karya sastra ini? Sang pujangga, penulis yang mencetak kata-kata indah dalam kitab Sutasoma adalah Empu Tantular.

Empu Tantular: Pujangga Kerajaan Majapahit

Empu Tantular adalah seorang pujangga Jawa yang legendaris di kerajaan Majapahit. Ia dikenal karena kemampuannya dalam menulis karya-karya sastra yang indah dengan konsep filosofis yang dalam. Selain Kitab Sutasoma, Empu Tantular juga diketahui sebagai penulis dari epik Arjunawiwaha, yang juga populer di kalangan masyarakat Jawa.

Lahir dan tumbuh dalam lingkungan kerajaan Majapahit, Empu Tantular merupan seorang pujangga yang memiliki ketajaman intelektual dan kepekaan emosi. Kedua sifat ini tercermin dalam karya-karyanya, yang penuh dengan nilai-nilai luhur dan pesan moral yang universal.

Kitab Sutasoma: Representasi Harmoni Antar Agama

Kitab Sutasoma ditulis oleh Empu Tantular di tengah suasana toleransi agama yang tinggi di kerajaan Majapahit. Kitab ini menceritakan kisah perjalanan spiritual seorang pangeran bernama Sutasoma yang keluar dari kehidupan istana dan mencari kebenaran spiritual.

Dalam kisahnya, Sutasoma bertemu dengan berbagai tokoh dari agama yang berbeda, seperti Hindu dan Buddha. Melalui perjumpaannya dengan berbagai tokoh ini, Sutasoma menyerap berbagai ajaran dan hikmah, dan pada akhirnya menemukan bahwa semua agama pada dasarnya mengajar kebaikan dan memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai keselarasan hidup.

Kitab Sutasoma menjadi sangat populer karena kemampuannya dalam menampilkan harmoni antar agama dan juga mengajarkan sikap toleransi. Dalam karya ini, Empu Tantular mengajarkan bahwa “Bhinneka Tunggal Ika”, yang berarti “Berbeda namun satu jua”. Arti dari kalimat ini adalah meskipun berbagai agama bisa berbeda dalam doktrin dan ajarannya, pada dasarnya semua agama mengarah pada kebaikan dan kebenaran yang sama.

Kesimpulan

Empu Tantular, seorang pujangga kerajaan Majapahit, adalah penulis dari Kitab Sutasoma, karya sastra yang mengajarkan tentang toleransi dan kemajemukan agama. Melalui pena dan imajinasinya, Empu Tantular menciptakan karya yang hingga saat ini masih dikagumi dan dipelajari sebagai sumber pengetahuan tentang kehidupan spiritual, toleransi, dan harmoni antar agama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *