Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan tonggak penting dalam sejarah negara ini. Namun, masa awal kemerdekaan tersebut bukanlah masa yang stabil. Beberapa faktor mempengaruhi ketidakstabilan politik pada masa itu, dan berikut ini adalah beberapa di antaranya, sambil mencari faktor yang tidak termasuk penyebab ketidakstabilan tersebut.
Konflik Internal dan Eksternal
Salah satu penyebab utama ketidakstabilan politik pada masa awal kemerdekaan adalah konflik internal dan eksternal. Dalam hal konflik internal, ada banyak kelompok yang memiliki pandangan politik yang berbeda-beda, bahkan terpecah antara yang pro pemerintah dan yang kontra. Sementara dari sisi eksternal, penjajahan kolonial Belanda yang berusaha kembali merebut Indonesia dan intervensi internasional lainnya memperburuk kondisi politik.
Kesulitan Ekonomi
Bobot ekonomi juga menjadi penyebab utama. Indonesia pada masa itu masih mengalami kesulitan ekonomi yang serius akibat perang dan penjajahan. Gagalnya sistem ekonomi dapat memicu ketegangan sosial dan politik.
Struktur Pemerintahan yang Belum Mapan
Pada masa awal kemerdekaan, struktur pemerintahan Indonesia belum baik. Pemerintahan pusat cenderung lemah dan peranannya seringkali tumpang tindih dengan pemerintahan daerah. Hal ini seringkali menciptakan konflik dan miemperparah ketidakstabilan politik.
Pendidikan Politik Masyarakat Rendah
Tingkat pendidikan politik masyarakat Indonesia pada masa itu juga rendah. Masyarakat kurang memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara yang berdampak pada pengawasan publik dan partisipasi dalam politik.
Namun, ada juga faktor yang tidak menyebabkan ketidakstabilan politik pada masa awal kemerdekaan. Faktor tersebut adalah:
Identitas Nasional yang Berkembang
Salah satu hal yang tidak menyebabkan ketidakstabilan pada masa awal kemerdekaan adalah berkembangnya identitas nasional. Walaupun ada perbedaan di antara penduduk dalam hal etnis, agama, dan bahasa regional, namun semangat nasionalisme dan keinginan untuk merdeka sudah sangat kuat dan menjadi dasar bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Jadi, meskipun menyumbang kontribusi dalam dinamika politik, identitas nasional tidak berkontribusi secara langsung ke ketidakstabilan politik.