Dalam menjalani kehidupan sosialnya, manusia modern memang dituntut untuk selalu mencari keseimbangan antara penerimaan dan pemberian, antara hak dan kewajiban, serta antara imbalan dan prestasi. Ini adalah gambaran konsep sosial yang diterapkan dalam masyarakat modern dimana nilai sebuah prestasi sepantasnya memberikan imbalan yang setara.
Konsep ini sejalan dengan prinsip Meritokrasi, yang merupakan sistem dimana kesuksesan dan kemajuan seseorang didasarkan pada kemampuan dan pencapaian individu tersebut, bukan karena asal-usul atau hubungan pribadi.
Meritokrasi: Keselarasan antara Prestasi dan Imbalan
Meritokrasi berasal dari kata “merit” (berhasil atau berprestasi) dan “kratos” (kekuasaan atau pemerintahan). Konsep Meritokrasi berakar dari berbagai sistem filsafat dan ekonomi, yang semuanya mendorong individu untuk meraih kesuksesan berdasarkan merit atau pencapaian mereka.
Konsep ini menjanjikan kesetaraan peluang bagi semua orang, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk meraih sukses yang sama berdasarkan upaya dan prestasinya. Meritokrasi sangat menekankan pada kerja keras, penguasaan keterampilan, dan dedikasi sebagai penentu utama kesuksesan seseorang, bukan faktor keberuntungan, hubungan, atau warisan.
Merupakan simbol modernitas, meritokrasi telah menjadi batu penjuru banyak masyarakat modern. Gagasan bahwa “orang yang bekerja keras dan memiliki talenta adalah orang yang pantas mendapatkan imbalan” menggambarkan konsep penghargaan atas hasil kerja dan prestasi yang tinggi.
Kritik dan Tantangan terhadap Meritokrasi
Meski ideal secara konseptual, meritokrasi juga memiliki tantangan dan kritik. Salah satunya adalah risiko ketidaksetaraan sosial yang mungkin dihasilkan oleh sistem ini. Jika tidak diatur dengan baik, meritokrasi dapat menghasilkan kelas elit yang secara terus menerus mempertahankan kekuatan dan kekayaan berdasarkan “prestasi” mereka, sementara mengecualikan mereka yang dianggap kurang berprestasi.
Tantangan lainnya adalah konsep meritokrasi mendorong kompetisi yang tidak sehat, di mana individu menjadi sangat fokus pada pencapaian pribadi daripada kerja sama dan aspek kesejahteraan sosial lainnya.
Kendati demikian, nilai-nilai meritokrasi tetap dihargai dan dianggap penting dalam masyarakat modern. Itu berarti bahwa konsep keseimbangan antara prestasi dan imbalan masih relevan dan berlaku.
Penutup
Konsep manusia modern yang menempatkan imbalan sebanding dengan prestasi sejalan dengan prinsip meritokrasi. Meski memiliki tantangan dan kritik, meritokrasi tetap menjadi konsep fundamental dalam struktur sosial dan ekonomi masyarakat modern. Adalah penting bagi masyarakat untuk menjaga keseimbangan antara meritokrasi dan pemenuhan hak dan kebutuhan dasar semua warga masyarakat, untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.