Soekarno, sebagai salah satu pendiri bangsa dan presiden pertama Republik Indonesia, dikenal dengan isu-isu politiknya yang radikal dan revolusioner. Salah satu konsep pemikiran yang fenomenal dan penting dalam perekonomian politik Indonesia adalah gagasan Demokrasi Terpimpin. Gagasan ini pada hakikatnya adalah pemersatu elemen-elemen masyarakat Indonesia dari berbagai golongan, mulai dari nasionalis, komunis hingga golongan agama. Konsep pemersatu ini dikenal dengan istilah “Nasakom.”
Nasakom: Pemersatu Golongan Masyarakat Indonesia
Konsep Nasakom sebenarnya adalah singkatan dari tiga golongan yang ada di masyarakat Indonesia pada masa itu yaitu: Nasionalis, Agama, dan Komunis. Ketiganya dianggap sebagai tiga pilar yang baik bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia pada masa tersebut. Soekarno berupaya mempersatukan ketiga elemen ini dalam satu wadah bernama “Nasakom” dengan tujuan untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa di tengah berbagai perbedaan.
Nasakom dalam Demokrasi Terpimpin
Dalam konsep demokrasi terpimpin, Nasakom menjadi landasan utama. Demokrasi terpimpin yang diadopsi oleh Indonesia adalah campuran antara demokrasi liberal barat dan ideologi kiri atau sosialisme. Dengan kata lain, Soekarno menggunakan ideologi Nasakom sebagai jembatan antara golongan-golongan yang ada dan membimbing mereka ke arah tujuan bersama.
Konsep Nasakom mirip dengan konsep “Pancasila” yang melibatkan semua elemen bangsa untuk bekerja sama, namun Nasakom lebih konkrit dan lebih memfokuskan pada integrasi kelas buruh, petani, dan militer. Di sisi lain, juga mencakup golongan bourgeoisie nasional dan agamais.
Tujuan dan Dampak Konsep Nasakom
Soekarno berharap bahwa dengan Nasakom, berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat dapat dipersatukan dan diarahkan ke satu tujuan yaitu kemajuan dan kesejahteraan bersama. Namun, konsep ini mendapat kritik dan penolakan dari berbagai pihak, terutama dari golongan komunis dan agama, yang merasa bahwa ideologi mereka tidak bisa dilunakkan atau digabungkan dengan ideologi lainnya.
Meski demikian, konsep Nasakom memberi dampak yang signifikan pada politik dan peradaban Indonesia; memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya memahami dan menghargai perbedaan yang ada dalam masyarakat, serta membuka jalan untuk komunikasi dan dialog antar golongan yang berbeda.
Akhirnya, konsep pemikiran Soekarno tentang demokrasi terpimpin dan konsep Nasakom tersebut bisa menjadi gambaran tentang bagaimana berbagai elemen dalam masyarakat, meski memiliki perbedaan, dapat disatukan dan dipandu oleh pemerintah untuk mencapai tujuan bersama.