Konsep geografi yang berlaku dalam kaitan antara kota Bandung dan Cirebon adalah “Topografi”. Topografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi, termasuk kenampakan fisik dan fitur-fitur alam dan buatan manusia. Melalui pengamatan ini, manusia dapat memahami bagaimana fitur-fitur geografis tertentu, seperti dataran tinggi dan dataran rendah, mempengaruhi berbagai aspek lingkungan, termasuk cuaca.
Kota Bandung dikenal memiliki cuaca yang sejuk. Hal ini disebabkan karena Bandung terletak di dataran tinggi. Dengan ketinggian sekitar 768 meter dari permukaan laut, kota ini menjadi salah satu kota dengan suhu rata-rata yang relatif lebih rendah dibandingkan kota-kota lain di Indonesia. Dataran tinggi seperti Bandung umumnya memiliki suhu udara yang lebih rendah seiring dengan kenaikan ketinggian. Ini disebut prinsip adiabatik, yaitu proses penurunan suhu seiring dengan kenaikan ketinggian.
Sementara itu, berbeda dengan Bandung, kota Cirebon memiliki cuaca yang lebih panas. Cirebon terletak di dataran rendah dengan ketinggian hanya sekitar 6 meter dari permukaan laut. Dataran rendah memiliki suhu yang lebih tinggi karena mendapatkan pencahayaan matahari secara langsung.
Pola cuaca ini juga mendasari lifestyle penduduk serta takhayul lokal. Di Bandung, penduduknya cenderung menggunakan pakaian berbahan tebal untuk menghangatkan tubuh. Di sisi lain, di Cirebon, penduduknya biasa menggunakan pakaian yang ringan dan tipis untuk menghindari kepanasan. Dengan memahami topografi, kita dapat memahami lebih baik tentang suhu dan cuaca kota dan menyesuaikan kehidupan kita dengan kondisi tersebut.
Oleh sebab itu, konsep geografi yang sesuai adalah topografi, yang merupakan pengetahuan tentang fitur geografis dan bagaimana fitur-fitur tersebut mempengaruhi cuaca dan iklim.
