Kurikulum selalu menjadi topik menarik untuk dibahas dalam konteks pendidikan. Didefinisikan sebagai rangkaian rencana pelajaran atau pengajaran yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, kurikulum seringkali dipandang sebagai jantung dari sistem pendidikan. Ada pernyataan yang menyebutkan bahwa kurikulum dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang dipelajari oleh murid. Tetapi benarkah demikian?
Kurikulum: Pengertian Lebih Lanjut
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penting bagi kita untuk terlebih dahulu memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan kurikulum. Kurikulum berasal dari kata Latin ‘currere’ yang berarti ‘lomba lari’. Dalam konteks pendidikan, kurikulum dapat diartikan sebagai jalur pembelajaran yang harus diikuti oleh siswa untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum berfungsi sebagai panduan yang memberikan struktur dan arah pada proses pembelajaran. Kurikulum menguraikan daftar subjek atau unit pembelajaran, metode pengajaran, serta penilaian yang digunakan untuk mengukur kemajuan dan hasil belajar siswa.
Apakah Kurikulum Sama dengan Segala yang Dipelajari Murid?
Dalam pandangan naratif yang lebih luas, ada argumen yang mendukung pernyataan bahwa kurikulum dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang dipelajari oleh murid. Argumen ini didasarkan pada konsep ‘kurikulum tersembunyi’ (hidden curriculum).
Kurikulum tersembunyi ini mencakup berbagai aspek pembelajaran yang tidak secara eksplisit diuraikan dalam kurikulum formal. Misalnya, sikap, nilai, norma-norma sosial dan perilaku yang diambil siswa dari interaksi sehari-hari di sekolah. Ini adalah elemen yang mungkin tidak diajarkan secara formal, tetapi tetap menjadi bagian integral dari pengalaman belajar siswa.
Simpulan
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa pernyataan “kurikulum dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang dipelajari murid” akan benar jika kita memandang kurikulum dari perspektif yang lebih luas, yaitu bahwa kurikulum tidak hanya mencakup kurikulum formal tetapi juga kurikulum tersembunyi yang menjadi bagian penting dari pengalaman belajar siswa.
Namun, dalam konteks yang lebih sempit atau formal, pernyataan tersebut bisa dianggap tidak benar karena kurikulum lebih merujuk pada rencana dan struktur formal yang dirancang oleh lembaga pendidikan atau otoritas yang relevan dan tidak mencakup semua hal yang dipelajari oleh siswa.