Budaya

Langkah yang Kurang Tepat untuk Dilakukan oleh Bapak Rendra Selaku Guru BK dalam Menangani Peserta Didik dengan Masalah Motivasi Belajar

×

Langkah yang Kurang Tepat untuk Dilakukan oleh Bapak Rendra Selaku Guru BK dalam Menangani Peserta Didik dengan Masalah Motivasi Belajar

Sebarkan artikel ini

Bapak Rendra, sebagai Guru Bimbingan dan Kounseling (BK) di Sekolah Bahagia, memiliki peran yang sangat signifikan dalam membantu peserta didik mengatasi berbagai tantangan psikologis, termasuk masalah motivasi belajar. Ketika ia melakukan observasi di kelas XIII-C, ia menemukan seorang siswa yang menghadapi masalah ini.

Meskipun ada berbagai pendekatan yang bisa diambil oleh Bapak Rendra, beberapa langkah mungkin kurang tepat dan bisa lebih merusak daripada membantu. Berikut ini adalah beberapa contoh langkah yang kurang tepat dan harus dihindari oleh Guru BK dalam mengatasi masalah motivasi belajar:

1. Mengabaikan Masalah

Mengabaikan masalah bukanlah jalan yang tepat untuk membantu siswa yang kehilangan motivasi belajar. Sebagai seorang guru BK, Bapak Rendra seharusnya membantu siswa memahami apa yang menjadi penyebab masalah dan membantu mereka mencari solusi.

2. Hanya Memberi Nasihat

Penyelesaian masalah tidak selalu terjadi dengan memberikan nasihat semata. Peran Guru BK adalah membimbing siswa menemukan jawabannya sendiri, bukan memberikan solusi langsung.

3. Menggunakan Pendekatan Pribadi

Menerapkan pendekatan yang sama pada setiap siswa mungkin tidak akan efektif. Setiap individu memiliki keunikan dan situasinya sendiri, oleh karena itu pendekatan yang dipilih harus mempertimbangkan individualitas peserta didik.

4. Mengkritik atau Menyalahkan Siswa

Sebagai seorang Guru BK, sangat penting untuk menghindari sikap mengkritik atau menyalahkan. Hal ini bisa membuat siswa merasa dihakimi dan berujung pada penurunan motivasi belajar yang lebih parah.

5. Tidak Melibatkan Orangtua

Keterlibatan orangtua dalam proses edukasi anak sangat penting. Orangtua harus diberitahu jika anak mereka mengalami masalah motivasi belajar, dan sebaiknya dilibatkan dalam proses penyelesaian masalah.

Jadi, langkah yang kurang tepat dilakukan oleh Bapak Rendra dalam menangani masalah motivasi belajar pada siswa adalah mengabaikan masalah, hanya memberi nasihat, menggunakan pendekatan pribadi, mengkritik atau menyalahkan siswa, dan tidak melibatkan orangtua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *